Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar hidup

Lahir di negeri cincin api, hidup sebagai penyaksi, enggan mati sekedar jadi abu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Baru yang Nyatanya Buntu

5 Desember 2016   13:35 Diperbarui: 5 Desember 2016   13:41 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku diwajibkan berhianat. Sungguh aku menjadi penghianat. Aku menikungmu. Menebang pohon kepercayaan disanubarimu dan menanam benih permusuhan. Jika aku dapat memutar waktu maka akan kujelaskan pada mu sebelum hari itu dengan alasan yang tidak muluk, karena ada orang ketiga dan keempat yang menjadi sutradara dalam sejarah kita.

Kita hanya wayang – wayang yang bertugas memainkan lakon dari sang dalang. Semua ditentukan dalang. Bocah – bocah ingusan seperti kita yang belum banyak mengenal strategi perencanaan gerakan seperti yang ku uraikan diatas mana mampu menjadi agen perubahan ?

Semua berakhir dengan ketidakpastian dan dengan cinta yang pernah kecewa. Dan dalam pemberangkatan (pergerakan) ketitik selanjutnya akan kubawa kekecewaan ini supaya kau mengerti. “Bagaimanapun telur itu pecah, telur tetaplah telur. Hanya saja tidak berbentuk telur !”

Yogyakarta, 05 Desember 2016

13:16 – Buat Seorang Sahabat

[1] Bahasa yang kode yang sering kita ucapkan menjelang Pemilwa dan RTA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun