Mohon tunggu...
Eko Nurwahyudin
Eko Nurwahyudin Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar hidup

Lahir di negeri cincin api, hidup sebagai penyaksi, enggan mati sekedar jadi abu.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jalan Baru yang Nyatanya Buntu

5 Desember 2016   13:35 Diperbarui: 5 Desember 2016   13:41 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Direncanakan

Memulai langkah suatu pergerakan harus memperhitungkan berbagai hal dengan rigid dan rasional. Adapun langkah – langkah yang harus diurut yakni ; Pertama, menentukan target capaian. Kedua, mencatat semua perencanaan (planning A – Z) beserta berbagai macxam kemungkinan serta solusi pemecahannya. Bukankah hidup tak lain hanyalah bermain catur ? Bukankah dalam permainan para pemain mengharapkan kemenangan ?

Adalah suatu kemunafikan jika pada akhir permainan si pecundang mengatakan “ah aku hanya mengalah”. Kenapa harus menutupi rasa malu menerima kekalahan ? apakah si pemenang dan penonton akan percaya dengan perkataannya ? Ah, melakukan hal seperti itu hanya semakin menelanjangimu. Bukankah mengalah sama saja mati sebelum berlaga ? Jika tidak siap lebih baik mundur saja !

Dalam menentukan target hal yang harus menjadi titik tolak adalah suatu kemajuan. Pergerakan menghendaki kemajuan. Pergerakan adalah suatu perubahan dari suatu dimensi lama ke dimensi baru dengan melakukan proses (aktivitas).

Ketika menentukan target kita kerap dibingungkan, menyamakan target dengan tujuan (terjebak istilah). Padahal target dan tujuan adalah dua hal yang berbeda. Target lebih pada tolak ukur keberhasilan tujuan. Sedangkan tujuan lebih pada titik akhir pergerakan.

Adapun yang harus diperhatikan ketika melakukan perencanaan (planinning) antara lain ; Pertama, melakukan dengan dasar data. Penggunaan data sangat vital bagi penentuan pola gerakan yang akan dijalankan. Jika data yang ada tidak kongkrit maka dalam melakukan gerak dilapangan akan kacau (diluar planning), meskipun ada beberapa planning yang menjadi pemecahannya jika terjadi hal yang tidak diinginkan, tentu kita lebih mengutamakan planning A (berjalan lancar). Kedua, mencatat beberapa kemungkinan dan solusi. Terakhir adalah menentukan pola gerakan dilapangan (cepat – lambat, keras – lunak) ini didasari data yang diterima.

Telur Yang Pecah

Desember. Bulan lalu tepatnya tanggal 6 rasa hati tidak bisa dipungkiri ingin mengulang kekonyolan pada hari ulang tahunmu. Penyesalan – penyesalan datang menimpa seperti siksa yang tak kunjung habisnya. Cemooh – cemooh, rasa ketidakpedulian, kebencian tumbuh subur dihatiku dan hatimu. Ah, semua itu konsekuensi. Entah ditahun depan harapan dan kenangan dapat terulang ? Entah.

Ada tragedi dibulan Juni – Juli yang tidak bisa dipungkiri merubah sejarah ku dan mu menjadi manusia – manusia sepi. Tanpa tegur sapa, tanpa ada lagi tawa bersama. Ku rasa kita memang masih bocah yang dipaksa menjadi sebelum waktunya. Menjadi politisi tingkat teri. Bertarung, merencanakan strategi, gerilya[1]. Politik menghendaki manusia – manusia baja. Yang hatinya dingin, kuat, dengan sedikit bercak karat. Politik tidak menghendaki bocah – bocah ingusan semacam kita yang masih polos, bertitik tolak pada perasaan, dan cinta.

Arus pergerakan sedikit banyak menyeret tiap aktivis organisasi dalam pusaran yang merubah nilai – nilai lama, etika – etika, dan paradigma. Manusia yang tadinya memandang perbedaan usia menjadi penentu etika ketika masuk dalam organisasi menjadi manusia yang memandang semua sama. Baik tua maupun muda jika salah dan keliru wajib hukumnya dikritik !

Tragedi bulan Juni – Juli adalah penghabisan masa persahabatanku dan mu. Mendekati hari – hari pemilihan, aku dan kamu seakan menjadi manusia – manusia egois yang menentukan jalannya roda gerakan kelak. Didepan mata seakan dihadapkan pada satu buku tebal 360 halaman lebih sedikit dengan cover sampul berwarna biru – kuning, yang dikarang oleh ku dan mu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun