Kembali kamu tersenyum . Namun kali ini kamu seperti gugup. Ada sedikit keresahan yang kubaca di raut mukamu. Ah, aku semakin penasaran.Â
"Vi, aku ingin jujur padamu.."sepertinya kamu sengaja menggantung kalimatnya agar aku penasaran. Ah, lelaki!Â
"Ya haruslah, aku juga kan sudah menceritakan semua hidupku padamu, memang semestinya kamupun jujur padaku, "ujarku bijak.Â
"Tapi aku takut kamu akan menjauh jika kukatakan semua.. "
Hmm.. Sepertinya arah pembicaraan kita bukan lamaran pikirku.Â
"Hei, jangan begitu! Kalau kamu saja mau menerima keberadaanku yang janda anak tiga, masa aku tak menerima keadaanmu? "aku meyakinkanmu.
Kamu mengangguk angguk. Kamu menarik tempat duduknya agar teoat di sebelahku, bukan di seberangku. Â
"Aku.. Aku.. Aduh gimana ya? "kamu semakin grogi. Aku semakin salah tingkah.
"Aku.. Aku sebenarnya sudah punya pacar! "
"APAA? "aku bertanya tak percaya. Perasaanku mulai tak karuan.Â
Haruskah aku tertipu untuk kedua kalinya.Â