Mohon tunggu...
Laksmana priya
Laksmana priya Mohon Tunggu... INSTITUT SENI INDONESIA BALI

Mahasiswa Prodi Fotografi Institut Seni Indonesia Bali

Selanjutnya

Tutup

Seni

Wayang Kaca Wayan Arnawa, Warisan Berharga Dari Desa Nagasepaha

16 Oktober 2025   02:00 Diperbarui: 16 Oktober 2025   12:35 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wayan Arnawa sedang melukis wayang kaca(Sumber: Penulis)

•Diversifikasi produk: Seni kaca tidak hanya berupa lukisan wayang klasik, tetapi juga media kaca dekoratif modern agar pasar lebih luas.

•Pemasaran digital: Sangat penting agar seniman bisa menjual karya ke konsumen antardaerah dan internasional.

•Dukungan kelembagaan: Pemerintah dan lembaga budaya bisa memfasilitasi pameran, insentif, dan publikasi seni kaca Nagasepaha.

•Kolaborasi kreatif: Galeri, desainer, arsitek bisa mengintegrasikan seni kaca dalam ruang kontemporer agar seni lebih dikenal luas.

Arah Ke Depan

Ada potensi besar untuk menjadikan Nagasepaha sebagai pusat seni kaca Bali Utara dengan ekosistem kreatif: studio terbuka, galeri mini, pelatihan rutin, festival kaca tahunan, dan jaringan kolektor.

Dengan kombinasi tradisi dan inovasi, seni lukis wayang kaca dapat terus beradaptasi tanpa kehilangan akar.

Dalam konteks global, karya kaca Nagasepaha bisa menjadi daya tarik budaya Indonesia, ikut memperkaya peta seni kaca tradisional dunia.

Penutup

Seni lukis wayang kaca di Desa Nagasepaha bukan hanya seni visual, tetapi manifestasi komitmen budaya, dedikasi keluarga, dan perjalanan spiritual. Dari tangan Jro Dalang Diah hingga cucunya Wayan Arnawa, warisan kaca ini terus dipantulkan walau terhalang tantangan zaman.

Dengan dukungan bersama dari seniman, generasi muda, pemerintah, hingga kolektor kita dapat memastikan bahwa kaca-kaca itu tetap bersinar. Desa Nagasepaha pun akan terus menjadi saksi bahwa tradisi, bila dijaga dengan cinta dan kesadaran, mampu bertumbuh melintasi zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun