Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Penasaran Kampung Laut, Desa Terpencil dan Keindahan Laguna Segara Anakan di Cilacap

22 Februari 2016   12:16 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 5148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mam  Sya gak tau ya? air disini kan sebenarnya dari samudra hindia cuma kan terhalang oleh pulau nusakambangan jadi nih gak ada ombaknya." ucap si teman yang asli kampung laut. Mulai deh tuh si mama menerangkan ini dan itu. Menurut penuturannya air yang berada disini masuk melalui plawangan atau masuk melalui pintu selat nusakambangan diujung timur maupun diujung barat. Karena nih air laut samudra hindia terhalang oleh pulau nusakambangan jadilah air disini cukup tenang.

[caption caption="sumber ft. googlemap"]

[/caption]Dulu saja ketika terjadi tsunami di pangandaran desa-desa di kampung laut aman dari terjangan ombak karena air laut saat tsunami terhalang oleh pulau nusakambangan. Air laut dari samudra hindia ini juga bertemu dengan air tawar melalui sungai-sungai dari daratan tinggi sebelah utara yaitu sungai Citandui, Cibeurem, Cikonde, Cemeneng dan sungai-sungai lainya. Saya yang denger penjelasan si mama asli kampung laut cuma bisa manggut-manggut heheh. Ada yang sedikit bikin saya prihatin ternyata sungai-sungai tersebut bukan hanya membawa air tawar tapi juga membawa endapan dan lumpur dari hasil erosi daratan. 

Hal inilah yang menyebabkan segara anakan menjadi lebih dangkal dan timbulah daratan-daratan yang baru. Dan yang lebih memprihatinkan lagi kalau sampai tak diperhatikan apalagi ditangaini oleh pemerintah bukan tak mungkin pintu diplawangan yang membawa air laut dari samudra hindia akan tertutup karena banyaknya lumpur yang terbawa oleh air sungai dari daratan tinggi di sebelah utara. Terang saja jika hal ini terjadi ekosistem di laguna segara anakan akan terganggu. 

Dua jam perjalanan serasa singkat mungkin karena saya benar-benar tertegun karena disunguhi oleh pemandangan hutan mangrove yang apik ditambah lagi sesekali melihat para para nelayan sedang menjala ikan atau melihat para bapak-bapak yang hobbi mancing menunggu hasil tangkapanya diatas perahu. Ada lagi yang gak kalah bikin saya terpesona banyak burung-burung yang berterbangan kesana kemari. Duh nama burungnya saya gak tau apa cuma nih lihat tuh burung nyelem nangkep ikan dan terbang lagi sambil membawa ikan segar diparuhnya.

Beberapa kali berpapasan dengan kapal compreng dan kapal Jungkung yang melintas ada juga sebuah kapal yang mengalami mesin mati ditengah jalan. Saya sempat berucap "Duh kasihan amat? gimana kalau gak bisa jalan" si teman berkata "tenang aja mam, mereka berpengalaman kok, kalaupun gak bisa dibenerin nanti ada perahu yang mau nolong kok"

[caption caption="dokpri"]

[/caption]Melintasi laguna segara anakan di kampung laut ini banyak percabangan aliran dimana-mana, seperti halnya jalur lalu lintas didarat disini juga ada rambu-rambu lalu lintas lo! ada rambu yang menerangkan awas ada pusaran air, ada juga awas persimpangan, awas jalanan berbelok. Hemmm baru tahu saya kalau lalu lintas air juga ada rambu-rambunya.

Dulu suka denger kenapa sampai pulau  nusa kambangan di banggun sebagai tempat penjara kelas kakap, karena dipenjara ini orang gak akan mudah kabur karena aliran air laut disini ada arus bawah dan arus atas bahkan ada pusaran air jadi siapa yang berani nyebrang berenang bakalan balik lagi ketempat asalnya. Berarti bener deh tuh kalau ada rambu pusaran air heheh. 

[caption caption="dokpri"]

[/caption]Banyak percabangan aliran air dan masing-masingnya merupakan tempat dimana hutan mangrove berada. Cuma ppenduduk sini aja nih yang tau arah-arah menuju desa-desa di kampung laut. Semakin dalam maka semakin sempit jalanan perahunya. Si bapak perahu bilang "nanti kalau airnya banyak surut perahu gak bisa jalan ya bu? jadi nginep saja dikampung laut. besok pagi baru saya antar ke kota bu?' ucap si bapak. 

Dulu sesurut-surutnya air laut sebenernya gak sampai kelihatan dangkal airnya, karena akibat lumpur yang dibawa dari sunga-sungai air tawar didaratan tinggi sebelah utara menjadikan permukaan air laut semakin cetek. Makanya kapal juga gak bisa jalan. Pesan si bapak saya dengarkan inilah resikonya kalau datang ke kampung laut jika tak beruntung maka akan menikmati bermalam di sebuah kampung terpencil dari kota cilacap yang nyaris terisolir. Karena udah niat jadi mamalang jadilah resikonya saya terima dengan riang gembira, senantiasa senang dan menari bersama haha hihi tertawa selamanya (minjem kata-kata om Ninoy)

Ok lanjut, sampai jugalah didesa pertama kampung laut yaitu desa Ujungalang. Weeeh ada apa didesa ini? karena saya bukan tamasya jadilah datang kedesa ini untuk mengobati rasa penasaran saya. Memasuki desa ujung alang terlihat beberapa rumah yang cukup sederhana. Dulunya rumah-rumah itu dibangun mengunakan kayu namun sekarang karena banyaknya lumpur dari aliran air jadi sedikit demi sedikit mereka mengumpulkannya dan jadilah daratan, kemudian dibangunlah rumah diatasnya. Agar lumpur tar terbawa air laut saat pasang maka didekat rumah mereka menanam pohon-pohon bakau. 

[caption caption="dokpri"]

[/caption]Desa yang keadaanya tak lebih baik dari di kota karena disini semuanya ala kadarnya. Jalanan ya ala kadarnya di buatan dari gotongroyong masyarakat setempat. Ada jalanan yang halus cuma belum menyeluruh. Sebuah masjid sederhana  berdiri kokoh diantara bangunan rumah-rumah penduduk. Ada sebuah Paud dan SD yang keadaanya sungguh memprihatinkan. hanya terdiri dari 3 ruangan. Satu ruangan guru, satu ruangan paud dan satu lagi kelas 1 dan 2 dicampur. Sementara untuk kelas 3 dan seterusnya berada didesa lain, penduduk desa ujung alang yang memiliki anak yang duduk di kelas 3 dan seterusnya harus rela naik perahu kedesa lain. Jika keadaan air laut tak memungkinkan maka mereka bisa saja berangkat atau tak bisa pulang kerumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun