Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aryo

23 Juni 2022   18:58 Diperbarui: 23 Juni 2022   19:00 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Shlomaster dari Pixabay

"Nak, ibu perhatikan kamu selalu pulang malam. Tidak pernah ada belajar kelompok yang pulangnya jam 5 shubuh, Nak!" lanjut ibu. Aryo diam tak menjawab.

"Tadi siang ibu dapat laporan dari sekolah bahwa kamu tidak masuk kelas selama satu minggu terakhir. Kamu kemana aja, Nak?" tanya ibu.

"Bu, sudah! Aryo capai!" Nada bicaranya semakin tinggi. Aryo berdiri di hadapan ibunya, memelototi wajah perempuan yang kian menua itu.

"Enggak ada satu pun yang sayang sama Aryo. Pertama ayah, kenapa ayah harus meninggal? Sehingga mereka bisa seenaknya memanggil Aryo anak yatim," ucap Aryo, matanya mulai menetes.

"Kedua, ibu. Kenapa ibu enggak pernah membela Aryo di hadapan kepala sekolah? Aryo enggak salah, bu! Mereka yang mulai duluan. Siapa juga yang ingin dipanggil anak yatim? Namun, malah Aryo yang ibu marahin," ucapnya. Air matanya kian deras.

"Hanya orang-orang di terminal yang selalu ada untuk Aryo," kata terakhir Aryo sebelum tubuh ibunya roboh begitu saja. Entahlah, Aryo tidak mengerti. Ia menepuk-nepuk pipi ibunya, tapi tak bangun juga. Dia panik. Apa yang harus dia lakukan?

Aryo pun keluar rumah. Memanggil pak kades di rumahnya. Berharap beliau sudah bangun di pagi-pagi buta.

Tok.. Tok.. Tok..

Alhamdulillah beliau ada. Aryo pun segera meminta bantuan pak kades. Beliau langsung mengerti dan langsung menuju ke rumah Aryo dengan pakaian seadanya, kaos dan sarung.

Ibunya dibawa ke rumah sakit dengan mobil pak kades. Aryo ikut di belakang. Hatinya harap-harap cemas. Ya Tuhan, aku tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya, doanya dalam hati.

Sesampai di rumah sakit, ibunya langsung dibawa ke sebuah ruangan. Entahlah, Aryo juga tidak tahu itu ruangan apa. Yang jelas ada banyak orang berbaju putih-putih masuk ke ruangan itu. Ekspresi wajah mereka sangat tidak menyenangkan hati Aryo sama sekali. Tapi sayangnya Aryo ditahan di luar. "Hei, kenapa tidak boleh masuk? Aku anaknya," protes Aryo. Pak kades juga diam saja saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun