Dengan berhentinya aktivitas pariwisata dan tidak adanya promosi pariwisata maka akan menurunkan citra pariwisata di kalangan wisatawan, apabila hal ini terjadi maka memberikan peluang menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke berbagai jenis pariwisata setelah wabah COVID-19 berakhir. Kondisi tersebut pada akhirnya berakibat kepada pemasaran jenis pariwisata yang telah dilakukan menjadi minim respons yang baik dari para wisatawan.
Kelima, keberlanjutan usaha pariwisata menjadi aspek yang harus dipertanyakan ketika aktivitas pariwisata terhenti, apakah berbagai jenis pariwisata yang selama ini terselenggara akan tetap bertahan dan pulih pasca wabah COVID-19 atau sebaliknya ditutup dikarenakan tidak bisa melakukan proses pemulihan pasca COVID-19.Â
Keberlanjutan penyelenggaraan pariwisata salah satunya tergantung dari modal yang dimiliki, apakah pelaku usaha memiliki modal yang cukup untuk melakukan pemulihan jasa pariwisata atau sebaliknya memiliki keterbatasan modal usaha sehingga harus menghentikan aktivitas pariwisata untuk selamanya.
Uraian mengenai kelima dampak dari wabah COVID-19 tersebut di atas dialami dengan tingkat berbeda antara satu jenis usaha pariwisata dengan usaha pariwisata lainnya, dimungkinkan bagi jenis usaha pariwisata tertentu menghadapi dampak yang kompleks dan tidak terbatas kepada lima dampak sebagaimana dijelaskan di atas, akan tetapi secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari adanya COVID-19 di Kota Bandung.
Sumber:
Disarikan dari artikel yang berjudul: "REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMULIHAN PARIWISATA PASCA WABAH CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI KOTA BANDUNG", dalam Jurnal JUMPA Universitas Udayana Volume 7 Nomor 1 Tahn 2020.