Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpa Kata dan Membisu

12 Juni 2017   23:07 Diperbarui: 13 Juni 2017   20:50 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kusibak ilalang perlahan
Ku selusuri dalam remang
Kurebahkan dalam rumput tak berembun
Menahan luka dalam kesunyian

Kutatap bintang dan rembulan
Dia pun turut diam
Membungkan tanpa kata
Merasakan apa yang kurasakan

Angin perlahan mengelus kalbu
Menggugurkan daun ke pelataran
Berserakan hamburkan kelam
Ranting pun tetap tak berkatakan

Aku terduduk diam
Bersandar pada dinding nan hening
Menikmati malam penuh kelabu
Akan kebisuan nan sunyi

Perlahan kundengar bambu berdesiran
Binatang malam bernyanyian merdu
Namun kesepian tetap melanda jiwa
Dalam heningnya malam yang membisu

Aku yang berkelana sendiri
Tanpa lelah mencari jati diri
Samar tawamu tawar senyummu
Tanpa kata nan membisu

Senda guraumu hambar
Canda tawamu hilang
Tatapan matamu hanpa
Selalu diam dan membisu

Kurindu desahan nadamu
Kurindu tarian bibirmu
Kurindu kerlingan matamu
Kurindu tanganmu mengusap janggutku

Tangan kasarmu
Kaca mata besarmu
Body gitarmu
Selalu merindukanmu

Wanagati, 12 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun