Mohon tunggu...
Kutipan Kita
Kutipan Kita Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Floating Market Muncul di Permukaan

1 Desember 2015   09:48 Diperbarui: 1 Desember 2015   10:38 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indra Hutami Negoro

Siapa yang tak kenal Lembang, Bandung dengan sejuta pesona alam dan objek wisatanya? Kota yang selalu membuat siapapun yang pernah singgah disana ingin kembali dan kembali lagi kesana memang terkenal dengan banyak objek wisata alamnya.  Danau, pegunungan, bukit dan masih banyak lagi. Di Bandung kini sedang marak pula dengan penggabungan wisata kuliner yang di kolaborasikan dengan sejuta pesona alam disana. Menikmati kuliner kuliner lezat dengan ditemani pemandangan alam, dikelilingi udara sejuk yang jauh dari polusi kendaraan.

Banyaknya objek wisata, berarti juga memunculkan banyaknya persaingan diantara objek wisata-objek wisata tersebut. Memuaskan pelanggan adalah cara yang selalu dilakukan para pengelola objek wisata. Apa dampaknya setelah pelanggan puas?

Kawasan Lembang seakan selalu ada di list pertama sebagai kawasan ideal untuk keluarga dan teman-teman dalam menghabiskan waktu liburnya. Floating Market Lembang adalah salah satu objek wisata di kawasan Lembang, Bandung. Terinspirasi dari iklan RCTI Oke yang menayangkan seorang ibu tua duduk di atas sampan di pasar terapung, Pery Tristianto yang merupakan pemilik dari Floating market pun berinisiatif menghadirkan obyek wisata Floating Market Lembang. Floating Market Lembang dilengkapi dengan Situ Umar yang menawarkan wisata alam pedesaan yang asri dan sejuk.

Sebagai kawasan wisata, Floating Market Lembang menghadirkan sejumlah wahana permainan yang sangat cocok untuk anak-anak dan keluarga. Seperti yang dikatakan diawal tadi, di Bandung belakangn ini sedang marak dengan wisata kuliner yang dipadukan dengan wisata alam, begitu pula dengan Floating Market Lembang, Tak hanya menyuguhkan keindahan alam, sebagai kawasan wisata Floating Market Lembang juga menyuguhkan berbagai jenis kuliner dan jajanan asli Jawa Barat dan Nusantara yang menggugah selera. Makanan western, seperti sosis dan lainnya pun tersedia.

Floating Market Lembang memang tidak berjualan sayuran, buah-buahan, atau daging mentah seperti yang dijajakan di Pasar Terapung di Kalimantan dan Sumatera. Di sini, aneka makanan, seperti baso tahu, colenak, siomay, sorabi, duren bakar, lotel, karedok, ketan bakar, dan lainnya yang dijual di atas perahu-perahu yang ditata dengan rapi.

Gambar Floating Market Lembang

Sumber: tempatwisatadibandung.info

Wisata yang komplit untuk dikunjungi keluarga dan kenyamanan-kenyamanan yang mereka suguhkan bisa diketahui dari orang-orang yang pernah berkunjung kesana. Dikutip dari majalah online swa.co.id, menurut Andrian (Putra pemilik Floating Market, Pery Tristianto yang turut mengelola bisnis The Big Price Cut Group milik Pery) , Floating Market tidak pernah beriklan. Strategi pemasaran benar-benar mengandalkan Word of Mouth (WOM) dan kekuatan media sosial. Seba, pengunjung banyak mengunduh foto-fotoLantaran mereka saat berlibur di Floating Market ke akun media sosial, baik ke Facebook, Instagram, mapun Twitter.

Kini di Instagram ada belasan ribu foto tentang Floating Market Lembang. Bukan pengelola Floating Market yang mengunggah foto-foto itu namun para pengunjung yang pernah berkunjung kesana yang mengguggah foto-foto tersebut. Dengan begitu secara tak langsung mereka sudah bercerita dan sharing tentang pengalaman yang mereka rasakan di Floating Market Bandung.

Beroperasi sejak 2012 silam, Floating Market Lembang meunjukan pertumbuhan yang sangat luar biasa. Dikutip dari majalah online swa.co.id, dengan investasi sekitar Rp30 miliar – di luar tanah – diakui Pery, konsep yang diusung Floating Market ternyata mendapat respon bagus. “Pertumbuhannya bagus dari tahun ke tahun,” katanya. Pery menambahkan di kawasan Floating Market tidak akan dibangun resor karena konsepnya tempat wisata. “Jumlah kamar di Lembang sudah penuh. Menginapnya di mana saja tapi jalan-jalannya, wisatanya ke Floating Market,” katanya.

Respons pasar yang bagus ditunjukkan Pery dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat. Pada weekdays per harinya bisa mencapai 2.000-4.000 pengunjung. Sementara weekend, bisa mencapai 10.000-12.000 pengunjung per harinya. Bahkan, Lebaran kemarin jumlah pengunjung bisa mencapai 20.000. Menurut Adrian yang dikutip dari majalah online swa.co.id kini Floating Market bisa memiliki omset sebesar 5 miliyar unti tiap bulannya.

WOM menunjukkan kekuatannya tidak hanya sampai disitu. Bahkan WOM mampu membawa dampak besar bagi keberlangsungan jangka lama bisnis ini. Karena pamor Floating Market sudah terdengar juga hingga ke Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta. Pery pun diundang untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta dan jajaran Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk menerapkan konsep Floating Market di wilayah Jakarta Selatan. Tepatnya, di daerah Setu Babakan sebagai salah satu aset Pemda DKI, yang selama ini dikenal dengan Kampung Betawi dan kawasan danau alamnya (dikutip dari majalah online swa.co.id).

Berdasarkan kasus diatas, penulis memberikan pandangan tentang WOM itu sendiri, WOM atau word of mouth communication merupakan sebuah komunikasi dari mulut ke mulut antara satu individu ke satu atau banyak individu lainnya dengan membawa pesan rekomendasi terhadap barang atau jasa yang pernah dibeli atau digunakan oleh individu yang memberikan rekomendasi.  Dalam kasus Floating Market yang tidak menggunakan iklan sama sekali membuktikan kekuatan WOM yang mampu memperkenalkan Floating Market bukan hanya di sekitaran masyarakat Bandung saja namun sudah sampai masyarakat di luar kota Bandung.

Namun kadangkala WOM bisa mematikan sendiri untuk usaha-usaha tertentu yang tak mampu menyajikan produk atau jasa yang memuaskan untuk pelanggannya karena basis WOM adalah hasil apa yang dirasakan oleh pelanggan sebelumnya kemudian dikomunikasikan ke calon pelanggan lain. Akan tetapi, WOM negatif jika mampu dikelola dengan baik maka akan menimbulkan keuntungan bagi usaha tersebut. Seperti kisah telur busuk Bob Sadino yang menimbulkan WOM negatif namun mampu dikelola dengan baik dan WOM negatif hal itu memang sengaja dilakukan untuk menjadi salah satu strategi marketing.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun