Menyusuri jalur laut dari Oslo menuju Copenhagen dengan ferry DFDS Cruise bukan sekadar perjalanan transportasi, melainkan pengalaman lintas batas yang nyaris menyerupai miniatur pelayaran mewah. Kapal berangkat dari dermaga Oslo menjelang senja, membawa penumpang menembus fjord Norwegia yang sunyi namun gagah.
Di dalamnya, dunia lain terbentang: kabin nyaman dari kelas standar hingga premium, restoran dengan sajian Skandinavia maupun internasional, bar dan lounge yang hangat, hingga dek terbuka tempat angin laut menjadi musik pengiring.
Hiburan onboard, dari live musik, toko bebas bea, hingga playroom untuk anak; membuat perjalanan 17 jam ini lebih dari sekadar perpindahan titik di peta; ia adalah ruang waktu yang memberi jeda antara dua ibu kota Nordik.
Malam Bergelombang
Namun, daya tarik sejati ada di luar kaca jendela: panorama Oslo fjord yang dipeluk tebing-tebing hijau, pulau-pulau kecil yang sesekali muncul bagai penjaga sunyi, lalu beranjak ke laut terbuka Baltik yang luas dan tenang. Saat malam turun, kapal melaju menembus gelap dengan cahaya lampu di dek bagaikan garis perlawanan terhadap kelam.
Namun ketenangan itu tak bertahan lama. Menjelang senja, laut mulai bergejolak; ombak yang semula lembut perlahan tumbuh menjadi dinding air yang menghantam kapal. Dari jendela kabin di dek atas, gelombang terlihat menghempas kaca bulat dengan kekuatan yang membuat dada ikut berdebar.
Perjalanan yang tadinya dijanjikan penuh kenyamanan berubah menjadi ujian keberanian. Dinner elegan yang mestinya dirayakan dengan percakapan hangat dan musik ringan, retak oleh hentakan ombak.
Dari ruang restoran, kursi bergetar, piring beradu, dan perut terombang-ambing. Beberapa penumpang mulai kehilangan keseimbangan, wajah pucat, langkah terhuyung, hingga akhirnya menyerah dan mundur ke kamar masing-masing.
Petugas bergerak cepat, menenangkan suasana dengan sikap profesional. Malam itu, pesta bubar sebelum waktunya, dan kapal hanya menyisakan suara ombak yang tak henti mengguncang.