Pintu masuk gua berukuran sekitar 1,2 m x 2 m. Terbuat darai batu kapur dengan sedikit lengkungan di atasnya. Sementara langit-langit gua masih alami. Dinding sisi dalam terlihat sudah dipugar untuk mencegah longsor dan keruntuhan.
Di atas gua terdapat runtuhan sebuah masjid kecil. Masih tersisa bagian dinding dan bagian mihrab masjid bila kita lihat hari arah muka, sebelum masuk pintu gua. Persis sesuai dengan yang disampaikan Q.S.18:21, Al-Khaf ayat 2, "...Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, "Kami pasti akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atasnya." Masjid sesungguhnya kini berada di sisi kanan gua Ashabul Kahfi. Sudah dilengkapi berbagai fasilitas untuk ibadah Sholat dan dijadikan tempat sholat berjamaah sholat wajib.
Udara dingin dan sejuk terasa di kulit ini saat sudah berada di dalam gua. Seorang anak muda berpakain gamis khas arab yang memiliki jenggot tipis hampir menutupi semua dagu dan pipinya tersenyum, sambil mempersilahkan peziarah melihat dan mengamati isi gua.
Di bagian tengah terdapat ruang sedikit luas terbuka yang memungkinkan beberapa orang berkumpul bersamaan. Disisi depannya terpat ruang kecil dengan sebuah etalase kaca berbentuk setengah lingkaran ditopang sebuah kaki, yang terbuat dari kayu. Di dalamnya disimpan beberapa temuan arkeologi dari dalam gua.
Disisi kiri terdapat beberapa makam yang ditup dengan panel batu, seperti peti persegi Panjang. Disisi kana nada makam yang dibuat semi terbuka, sehingga dengan bantuan kamera dan sinar senter HP kita dapat melihat beberapa tulang-belulang yang diperkirakan sebagai bagian dari tulang-tulang sekelompok pemuda ashabul kahfi. Wallahu a'alam bissawab.
Pemuda yang diamanahkan sebagai penjaga gua Ashabul Kahfi itu pun mulai menjelaskan tentang kisah terkait Ashabul Kahfi seperti yang termaktub dalam Al Quran. Dengan bahasa Inggris yang fasih pemuda arab Yordania simpatik ini menjelasksn pada setiap peziarah poin-poin penting dan hikmah yang dapat kita ambil dari menziarahi Ashabul kahfi.
Menapaktilasi perjalanan Ashabul Kahfi memberi pamahaman yang mendalam kita akan kekuasaan Allah Azza wa Jalla atas semua makhluk ciptaan Nya. Tak ada yang tak mungkin bila Allah sudah berkehendak atas sesuatu. Ketika Allah sudah meneguhkan iman seseorang maka tak akan ada kekuatan apapun di dunia ini yang mampung menggoyahkannya. Berserah diri pada Allah adalah sikap menerima apa yang telah digariskan untuk hidup kita.
Di tengah tantangan zaman modern yang menggoda manusia untuk menjauh dari nilai-nilai spiritual, kisah Ashabul Kahfi seakan menjadi oase pengingat. Semoga kisah pemuda Ashabul Kahfi menyalakan semangat kita untuk tetap teguh dalam keimanan, meskipun arus zaman terus berubah.