Erosi dan Perubahan Struktur Batuan menyebabkan air yang dulu keluar dari beberapa titik mungkin telah bergabung menjadi satu aliran besar. Yordania sendiri dikenal sebagai yang mengalami aktivitas tektonik tinggi. Gempa atau pergeseran tanah bisa membuat beberapa sumber air tertutup. Sedimentasi dan perubahan aliran air juga mempengaruhi perubahan ini. Â Endapan tanah dan batuan bisa menutup sebagian dari 12 mata air sehingga yang tersisa hanya satu atau sedikit saja.
Bisa jadi, mata air-mata air lain masih ada tetapi tidak tampak di permukaan. Di banyak kasus, mata air bawah tanah tetap ada tetapi mengalir dalam bentuk sungai bawah tanah. Bisa jadi, mata air Ain Musa kini bermuara pada satu titik, tetapi sebenarnya berasal dari beberapa sumber berbeda.
Dalam Al-Qur'an, "12 mata air" bisa merujuk pada jumlah aliran air yang terpisah saat peristiwa itu terjadi. Ada beberapa kemungkinan interpretasi. Bisa jadi awalnya ada 12 pancaran air, tetapi kini menyatu menjadi satu aliran besar. Bisa juga "12 mata air" bukan berarti 12 titik berbeda secara permanen, tetapi lebih kepada bagaimana air itu terdistribusi kepada masing-masing suku saat itu. Wallahualam bissawab. Hanya Allah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya
Â
Suku Nabatean dan Ain Musa
Suku Nabatean adalah penguasa kota kuno Petra yang memiliki pengetahuan luar biasa, (pada masanya) terkait manajemen air atau irigasi di lingkungan gurun yang keras. Mereka membangun sistem kanal dan waduk untuk mengumpulkan serta menyimpan air hujan guna menunjang kehidupan kota Petra.
Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, hanya dua kilometer  dari Petra. Suku Nabatean juga memiliki keterkaitan erat dengan Ain Musa. Diperkirakan mereka juga memanfaatkan mata air Musa sebagai salah satu sumber air penting, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk mendukung aktivitas dagang dan pertanian mereka.
Â
Sumber Air Kehidupan Penduduk
Penduduk di sekitar Wadi Musa telah merasakan manfaat Ain Musa dalam sejarah kehidupan mereka. Seorang penduduk yang telah hidup di daerah ini selama lebih dari enam dekade mengatakan bahwa dulu mata air ini deras. Orang-orang berdatangan dari desa sekitar untuk mengambil air. Sekarang, semuanya berubah. Walau masih cukup banyak, namun airnya berkurang, dan yang tersisa hanya kenangan.
Di balik kisah religiusnya, Ain Musa adalah sebuah anomali ekologis di tengah lanskap kering Pegunungan Shara. Para ahli geologi meyakini bahwa mata air ini mendapat pasokan dari akuifer bawah tanah yang berusia ribuan tahun. Air yang merembes dari celah-celah batuan ini mungkin telah tersaring selama berabad-abad sebelum akhirnya muncul ke permukaan.