Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sevilla "Mutiara Andalusia"

16 Mei 2022   05:30 Diperbarui: 18 Mei 2022   08:01 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menara Masjid Agung Sevilla merupakan salah satu ikon terpenting kota ini sejak abad pertengahan. Menara yang memiliki tinggi 104,1 meter merupakan karya besar arsitektur umat Islam bergaya Moor masa dinasti Almohad ini terdaftar sebagai Situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1987. Penambahan Menara lonceng bergaya Renaisans dilakukan oleh penguasa Katolik setelah jatuhnya kekuasaan Islam di Andalusia.

Sang Khalifah, Abu Ya'qub Yusuf yang menyelesaikan pembangaun Masjid Agung Sevilla pada 1176, melanjutkan pembangunan Menara masjid pada 1184. Pembangunannya terhenti akibat meninggalnya arsitek "Sevillian Ahmad Baso" yang kemudian diikuti wafatnya sang Khalifah satu setengah bulan kemudian, saat perang - pengepungan Santarem.

Putranya, Abu Yusuf Yaqub al-Mansur yang naik tahta setelah wafat ayahandanya, memerintahkan agar melanjutkan pembangunan Menara Masjid pada 1184. Namun pembangunannya tak berjalan lama dan terhenti kembali dan tidak dilanjutkan hingga 1188.

Setelahnya proses pembanguan berlanjut. Karya arsitektur Sevillian Ahmad Baso yang baru membangun dasar menara dengan batu potong dilanjutkan oleh Ali al-Ghumari, arsitektur Maghrebi Berber (Marocco dari suku Berber). Ia menyelesaikan pembangunan tubuh manara dari batu bata. Prosesnya diselesaikan oleh arsitek dari Sisilia, Abu Layth al-Siqilli. Batu bata local dan marmer daur ulang dari monument tua dinasti Umayyah menjadi bahan dasar bangunan Menara ini.

Pada 10 Maret 1198, Menara Masjid Agung Sevilla ini selesai dibangun dengan penambahan finial (jamur) empat bola logam mulia (emas atau tembaga) di atas puncak Menara. Hal ini digunakan sebagai symbol memperingati kemenangan empat tahun silam al-Mansur atas Alfonso VIII dari Kastila.

Secara arsitektur Menara Masjid ini "bermetamorfosis" tiga kali hingga saat ini. Berbasis di permukaan tanah berbentuk bujur sangkar dengan sisi 13,6 m ditopang pondasi kokoh setiap sisinya sekitar 15-16 m dengan kedalamam pondasi 5 m; terbuat dari batu persegi Panjang yang kokoh berasal dari tembok bekas istana Abbadid dan tembok kota masa Romawi.


Menara terbagi menjadi dua bagian, yaitu poros utama dan poros kedua yang jauh lebih kecil berada di bagian paling atas poros utama. Tinggi poros utama mencapai 50,51 m. Sementara Poros kedua Menara saat ini memiliki ketingian 14,39 m. Dengan alas pondasi (di atas bangunan poros pertama) berbentuk bujur sangkar dengan sisi berukuran 6,83 m.

Struktur dalam poros utama terdiri dari 35 tangga-bidang landai berkelok-kelok menghubungkan tujuh ruangan berkubah pada setiap ruangan. Tangga-bidang landai ini dirancang dengan lebar dan tinggi yang cukup. Awalnya dirancang agar muadzin dapat menggunakan kuda untuk dapat mencapai puncak Menara untuk melakukan adzan memanggil umat Islan untuk melakukan sholat.

Fasad dan jendela yang di hias dengan dekorasi cantik dihadirkan untuk memaksimalkan cahaya masuk ke setiap ruangan. Salah satu karya sang arsitek Ali al-Ghumari. Dekorasi fasad dibagai menjadi tiga zona vertical yang simetris. Zone tengah ditempati jendela-jendela yang memberi jalan masuknya cahaya ke dalam. Tampil dalam bentuk bukaan lengkungan tapal kuda tunggal hingga ganda dengan profil polylobed (multifoil) dan kolom marmer pusat. Umumnya dibingkai oleh lengkungan buta berornamen dengan kolom marmer di sisi dan ukiran bergaya Moor di spandrel. Dua zone vertical fasad lainnya menampilkan panel besar bermotif Sebka, yang masing-masing muncul dari arcade buta dari lengkungan polilob yang ditopang pada kolom marmer.

Bagian atas poros utama dihiasi arcade buta lain membentuk pita horizontal dari lengkungan polylobed yang berpotongan. Fasad Menara memiliki beberapa plester yang dihilangkan selama restorasi modern. Tepi atas poros utama Menara awalnya dimahkotai oleh merlon, berbentuk gigi gergaji, seperti layaknya menara kontemporer lainnya di wilayah tersebut. Poros sekunder kecil di bagain atas Menara juga dilengkapi sebka dan dekorasi lengkung buta, meskipun ini hanya terlihat dari dalam menara tempat loncong bergantung hari ini.

Tahun 1248 kota Sevilla diambil alih dari penguasaan muslim oleh penguasa Kristen. Nasib masjid kota menjadi memprihatinkan semasa Reconquista. Fungsinya diubah menjadi Katedral dengan segala perubahan fungsi di dalamnya.  Kerusakan dan kehancuran pun tak terhindari tercatat pengabaian ini berlangsung dari abad 13 hingga awal abad 14. Gempa bumi pada 1356 memperparah kerusakan struktur Masjid Agung Sevilla ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun