Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Sound And Light" di Karnak Temple, Dramatis dan Magis

25 September 2021   06:00 Diperbarui: 25 September 2021   06:25 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound and Light Show di Karnak Temple, Spektakuler, Dramatis dan Magis (Dok.Pribadi)

Bagian Ke Sepuluh : Pesona Pelayaran Kapal Pesiar Aswan - Luxor

"Perpaduan teknologi suara dan cahaya menciptakan suasana dramatis dan magis pada sebuah babakan proses pembuatan Kuil Karnak di jalur perairan sungai Nil, Thabes (Luxor), dimana penguasa memaksa rakyatnya membangun tempat pemujaan bagi sang dewa"

Waktu magrib baru saja tiba. Suara Azan memenuhi panggilan Illahi berkumandang di searea "Karnak Temple" dimana saat ini pemujaan pada sang dewa sudah tidak pernah ada lagi di sana. Yang tersisa hanyalah rekam jejak para pengikutnya yang menjadikan sang Thogut (setiap sesuatu yang melampaui batas dan setiap sesuatu yang disembah dari selain Allah) sebagai tuhan yang disembahnya.

Yang wujudnya berupa sebuah tempat pemujaan, dimana sang dewa ditempatkan sebagai tokoh utamanya.  Bangunan besar didirikan; Tiang-tiang bulat, tinggi dan besar sebagai penopang ditegakkan; lukisan indah sebagai eksistensi keberadaanya dibuatkan; sebuah cerita dalam bentuk tulisan gambar (hieroglyph) dipahat sebagai bentuk mantra pemujaan.

Semua diwujudkan dalam sebuah tekad sang penguasa agar lebih dekat kepada sang dewa yang diyakini dapat menjaga dan melindungi kekuasaannya baik di dunia maupun di alam sana.  Sebuah tekad yang dilandasi nafsu hanya untuk diri dan orang-orang terdekatnya.  Bukan untuk orang lain yang jauh dari lingkarannya, apalagi untuk kepentingan rakyat jelata.

Baginya, apa yang dilakukannya terasa indah; apa yang diperbuatannya seakan tanpa cela; apa yang diinginkannya harus tersedia. Sabdanya adalah hukum dunia. Yang harus diterima dan dilaksanakan. Tak boleh ada kata menyanggah apalagi membantah.  Satu kata saja "Tidak" maka kepala biasa hilang dari tubuhnya.  Hukumnya dipimpin "Thogut -- Sang Iblis" yang telah menjadikan semua perbuatan sang raja benar dan indah dalam pandangan hidupnya.

Karnak Tempel adalah wujud terbesar eksistensi pemujaan manusia pada sang Thogut. Semua raja Mesir Kuno yang bergelar firaun dan gelar-gelar lain seakan  berlomba membuatkan tempat terindah untuk pemujaan dewa kebanggannya.

Sebagai wujud kehebatan arsitektur, seni, budaya dan peradaban manusia dan generasi yang hidup pada masanya,  semua dapat dibanggakan.  Karena dalam Al Quran kita diminta belajar dan memahami bahwa atas kehendak Allah Azza wa Jalla, Dia telah menciptakan sebuah generasi yang kuat; yang telah memakmurkan bumi dengan keahliannya; yang telah menciptakan bangunan besar dan megah pada masanya; yang karena kesombongan dan ketakaburannya; walaupun banyak utusan telah dikirimkan Nya;  serta mensekutukan NYa, maka mereka semua binasa...hancur tak tersisa.

Generasi penerus datang. Dengan petunjuk ilmu yang diberika Nya, telah menemukan dan mengeksistensikan kembali kehebatan arsitektur, seni, budaya dan peradaban mereka, yang kini hadir di hadapan kita dalam wujud seperti apa adanya. Kita terima karena ini bagian dari pelajaran akidah yang diberikan Allah pada kita. Belajar mengenal Allah dalam hakekat yang sebenarnya. Belajar langsung dari kitab Nya yang terbuka luas di alam dunia.

Kami semua bergegas menuju sebuah titik berkumpul persis di depan pintu gerbang Karnak Tempel,  setelah suara panggilan azan magrib dari masjid terjauh di Luxor terdengar sayup-sayup di telinga, "Allahu Akbar... Allahu Akbar...Lailahaillallah..."  Dan kamipun segera berniat menjama Qasar Taqdim shalat Magrib dan Isya.

Puluhan orang telah berkumpul datang dari berbagai ras bangsa dan negara yang menjadi wisatawan mengambil bagian pertama dari sebuah pertunjukan luar biasa yang benama "Sound and Light".  Ya...hanya suara dan cahaya yang kami dengar dengan pemandangan yang sama yang baru saja kami lihat satu jam sebulumnya, di Karnak Tempel.

Antusias mereka luar biasa menjadi penonton di putaran show pertama, karena masih ada dua putaran show berikutnya ditempat yang sama, termasuk kami yang ambil bagian di dalamnya. Ada banyak dialog bahasa terdengar diantara kerumunannya.  Jerman, Inggris, India, Jepang dan Korea dan rasanya cuma kami yang berbahasa Indonesia.  Ah..senangnya menjadi bagian dari mereka yang terus belajar walau usia sudah senja.

Tiba-tiba suara musik menggema... diikuti lolongan anjing dan suara bebatuan dipahat dan diketrik dari sound system yang seakan menggelagar entah dari mana.  Musik yang seakan berbau mistik itu menciptakan atmosfir yang unik apalagi saat baru saja jelang magrib.

Lolongan anjing dari musik yang ada disambut dengan banyaknya lolongan anjing kampung yang ada di sekitar Karnak Temple. Membuat suasana hening jadi merinding; mengangkat semua bulu kuduk ditengkuk seakan baru saja ada makhluk tak kasat mata menepuk.  Beberapa ibu membaca istighfar sambil merapatkan badannya yang gemuk ke temannya yang lain. Walau kedua-duanya sama takut.

Dialog-dialog percakapan yang terjadi dalam narasi penduduk Mesir kuno asli dalam potongan awal scene Sound and Light membuat suasana magis semakin menjadi. Sementara gambar-gambar aktivatas tempo dulu sedang membangun sesuatu terbentang menyinari gerbang masuk Kuil Karak. Perpaduannya music dan cahaya yang diciptakan membangun sebuah persepsi yang menarik untuk terus diikuiti walau diawali dengan kondisi yang sedikit membuat ciut nyali.

Sound And Light Show di Karnal Temple dimulai dari Ram Sphinx Avenue (Dok.Pribadi)
Sound And Light Show di Karnal Temple dimulai dari Ram Sphinx Avenue (Dok.Pribadi)

"Atraksi" Sound and Light disajikan dengan apik dan menarik. Diorganisir dengan dengan rapih walau sedikit "tradisionil".  Setiap scene bercerita tentang sebuah sisi kehidupan dan pembanguan Karnak Tempel dijelaskan dalam beberapa pilihan bahasa, khusus pada show yang pertama ini menggunakan bahasa Inggris.  Sementara show saat lain dengan pilihan bahasa Jerman atau Francis tersedia sesuai pilihan wisatawan.

Sound and Light Show seakan menggelar pertunjukan nyata keberhasilan Firaun-firaun  besar membangun kuil Karnak di hadapan kita.  Seakan Firaun muncul dihadapan kita berkisah tentang kehidupan mereka yang menarik; kehiduapn istana dengan harta yang melimpah; dan kedekatan mereka dengan dewa yang menjaga kekuasaan dan keabadiannya. Dengan bahasa yang puitis diiringi dengan music yang beraroma magis.

Patung-patung Dewa Amun disorot dengan sinar yang tertata apik yang menimbulkan kesan kehadirannya di kuil Karnak yang gelap di sekitarnya, seakan berbicara langsung pada peserta akan eksistensi diri dan keluarganya sebagi penguasa alam semesta.

Yang unik setiap peserta penikmat Sound and Light seakan "digiring" bergerak dari satu titik ke titik lain.  Dimulai dari pelataran pintu gerbang kuil Karnak dimana banyak terlihat patung domba jantan berjajar menjadi semacam pagar gerbang utama dan berhenti persis di pintu gerbang utama Karnak Tempel.  Mereka harus berhenti di belakang tali yang dipegang dua orang petugas untuk membatasi satu scene dengan scene lainnya.

Ada yang menarik dari scene pertama ini. Saat itu hari semakin gelap selepas magrib.  Jarak antara pelataran gerbang dan gerbang utama dimana setiap orang harus berhenti di belakang tali cukup jauh. Saat tali pembatas pertama di lepas di awal program.  Setiap orang berusaha melangkah cepat menuju pintu gerbang. Disana berhenti dibelakang tali sambil menunggu semua peserta hadir berkumpul.

Di group kami ada seorang ibu yang sudah cukup sepuh dan bertubuh gemuk, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk melangkah jauh. Di temani seorang ibu lainnya yang selalu siap membantu, sang ibu berusaha berjalan cepat agar tak tertinggal jauh. Namun secepat-cepat beliau berjalan, tetap saja tercipta jarak yang cukup jauh. 

Akhirnya semua peserta harus menunggu. Lima...enam..tujuh menit berlalu...yang ditunggu masih terlihat jauh. Sang ibu dan temannya berusah terus melaju.  Yang menunggu melihat mereka berjalan dan terus menunggu. Namun hebatnya tak ada suara menggerutu atau mengeluh jemu.

Mereka malah serentak memberi semangat dengan memberi tepukan satu satu untuk mengiringi langkah sang ibu gemuk agar terus melaju. Suasana terasa haru saat sang ibu masuk dalam kerumunan, mereka semua tertawa sambil bertepuk tangan, dan...acara showpun dilanjutkan. Tali dilepaskan dan semua bergerak perlahan menuju scene yang di tayangkan kemudian.

Patung Dewa, Obelisk, Kolom, Danau Suci dan Bangunan Sakral lainnya seakan berbicara (Dok.Pribadi)
Patung Dewa, Obelisk, Kolom, Danau Suci dan Bangunan Sakral lainnya seakan berbicara (Dok.Pribadi)

Scene berikutnya berjalan lambat karena bercerita panjang tentang Kuil Karnak dengan jarak scene yang sangat dekat, sehingga sang ibu gemuk tadi tak perlu melakukan acrobat agar bias berjalan cepat.

Sound and Light Show diprogram cukup apik.  Sebuah konsep tentang eksistensi pembangunan Karnak Tempel yang melibatkan peran serta para Firaun dalam proses pembangunannya disiapkan. Patung dewa, kolom, relief, bangunan suci, obelisk, danau suci dan lain-lain yang dianggap mensupport scenario dipasangi lampu-lampu yang disetting sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan ekspresinya yang maksimal dalam penampilan. Efek cahaya bias diatur sedemikian rupa sehingga bias terang hingga temaram.

Sementara sound system yang cukup baik terpasang secara tersembunyi di setiap sudut-sudut ruang kuil yang akan difungsikan bila alur cerita sampai pada titiknya. Ada beberapa actor pengisi suara yang bermain di dalamnya. Laki-laki dan wanita tentunya.

Yang berperan membawakan alur cerita akan memulai dengan latarbelakang pembanguan Karnak Temple dan menjelaskan dengan bahasa yang sedikit puitis. Dengan narasi yang tertib dan rapih.

Saat cerita mengarah ke suatu dewa atau dewi yang ada dalam alur cerita, maka sorotan cahaya akan focus padanya sehingga actor pengisi suara pria atau wanita akan berbicara seakan sang dewa yang bersabda.

Demikian juga saat cahaya focus dikolom-kolom besar dengan dekorasi para dewa dan kejadian-kejadian yang terkait dalamnya. Juga terkait dengan keberadaan danau suci, bangunan-bangunan suci dan batu oblisk yang tegak berdiri.  Semua diceritakan dengan penjelasn yang menarik.

Di Sound And Light Show semua tampak dramatis dan magis (Dok,Pribadi)
Di Sound And Light Show semua tampak dramatis dan magis (Dok,Pribadi)

Suasana yang tercipta dalam pagelaran Sound And Light terasa bersifat magis. Hanya cahaya dan suara yang ada di tengah gelap disekitarnya.  Ditengah gelap gulitanya Kuil Karnak. Terkadang efek suara yang ada begitu mencekam, mendirikan bulu roma. Yang takut akan kegelapan pasti akan selalu berpegang tangan pada suami atau teman. Karena kalau jauh-jauh atau ketinggalan pasti dicolek setan, haa...haa...haa.

Malam semakin gelap saat acara Sound and Light usai. Semua senang, semua terpana dengan sajian show yang baru saja disaksikannya.  Kamipun kembali ke kapal pesiar sungai Nil yang memang kami jadikan sebagai hotel kami bermalam di Luxor. Kebijakan dan perencanaan tour yang sangat tepat karena peserta tak perlu harus repot berpindah kamar ke hotel terdekat.

Malam semakin larut saat kami masih bersenda gurau sehabis santap malam di restaurant Kapal Pesiar Sungai Nil, rumah kami di Luxor.  Makan malam ini terasa lebih nikmat dengan menu Timur Tengah yang kami santap terakhir kali di kapal pesiar ini. Karena besok pagi kami semua sudah harus bersiap diri meninggalkan kapal pesiar sungai Nil ini untuk kembali ke Jakarta, bergabung kembali bersama keluarga.

Rasanya baru satu hari kami melangkah menyusuri Bumi Allah yang Maha Luas dan indah ini.  Menapak tilasi bumi para nabi yang penuh sejarah dan barokah.  Yang dalam kenyataannya sudah 18 hari kami lalui bersama. Jauh dari rumah...jauh dari keluarga dan sanak sudara.

Namun Jiwa kami "sang pengembara" seakan meronta memohon pada Sang Kuasa, Pemilik Jiwa Raga,  memohon doa saat kami masih menjadi musafir, yang doanya in syaa Allah lebih didengar dan diijabah Allah Azza wa Jalla,  "Ya... Allah,  Ya ...Rabbi...perjalankan hamba Mu kembali di bumi Mu lainnya.  Agar kami bisa menyaksikan semua kebesaran ciptaan Mu. Berikan umur panjang dan kesehatan agar kami dapat melangkah di atas bumi Mu. Berikan rizki dan kemudahan agar kami dapat melaksanakannya.  Berikan Ridho dan Barokah, agar semua perjalanan kami bernilai ibadah di sisi Mu.  Sampai Engkau putuskan dan cukupkan semua nikmat MU pada kami...sehingga kami tak bisa melakukannya lagi. Allahuma Aamiin Ya Mujibassailin" 

 

Selesai...sampai jumpa di perjalanan berikutnya. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun