Lelah melangkah mengekplorasi kuil dan mendengar banyak cerita, mereka duduk diantara batu atau collum besar penyangga. Berdua. Sambil mengenal masa-masa remaja. Bagaikan Galih dan Ratna dalam film Gita Cinta dari SMA. Tak Percaya? Ini foto mesra nya.
Yuk...kita lanjut lagi eksplorasi Kuil Kom Umbo. Lanjut Bang...? Lanjut....
Air sungai Nil dari dahulu hingga kini selalu turun naik. Kadang surut kadang meluap yang mengakibatkan banjir. Tergantung dari tingginya debit air yang meluncur dari muara sungai. Hebatnya orang dulu sudah punya teknologi sederhana yang sangat kreatif dan tepat dalam mengukurnya. Yang dikenal sekarang sebagai NiloMeter.
Di Kom Ombo ada sebuah lorong ke bawah yang sekan berbentuk sumur. Bangunan ini berfungsi untuk mengukur ketinggian air sungai Nil. Sehingga mereka dapat memprediksi apakah tahun ini air sungai Nil akan membantu panen dengan baik atau mengakibatkan masa peceklik. Atau untuk menghindari kemungkinan banjir akibat meluapnya air sungai Nil.
Teknologi berbentuk Situs bersejarah sejenis ini bernama Al Miqyas dalam bahasa Arab atau Nilometer. Bentuk yang lebih canggih ada di Ujung Selatan Pulau Rowdah, Cairo, Mesir. Lebih dari 5000 tahun ketinggian sungai Nil telah diukur oleh alat ini. Dan catatannya tersimpan selama 13 abad ini.
Sultan Abdul Malik pada masa Dinasti Umayyah membangun kembali Nilometer yang pertama kali dibangun pada masa para Firaun pada 715 M dan direnovasi oleh Khalifah Al-Ma'mun masa dinasti Abbasyah, pada 815 M. Namun hancur diterjang hebatnya banjir 35 tahun sesudah renovasi.
Nilometer yang ada sekarang ini adalah hasil karya Adbul Abbas Ibn Muhammad Ibn Kathir al-Farhani. Ilmuan Muslim dari Ferghana, Turkistan Barat yang dikenal sebagai Alfraganus oleh dunia barat. Dibangun pada 861 M di Pulau Rawdah atas perintah Al-Mutawakkil, Khalifah dari dinasti Abbasiyah.
Kuil Kom Ombo didedikasikan untuk Dewa Sobek yang merupakan Dewa Kesuburan dan penciptaan dunia yang dipersonefikasikan sebagai Prajurit kesatria berkepala buaya.
Sehingga sejak dulu masyarakat setempat sangat menghormati buaya-buaya sungai Nil dan menghormatinya sebagai re-inkarnasi Dewa Sobek, Dewa Buaya.