Mohon tunggu...
Kusworo
Kusworo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjelajah Bumi Allah Azza wa Jalla Yang Maha Luas Dan Indah

Pecinta Dan Penikmat Perjalanan Sambil Mentadaburi Alam Ciptaan Allah Swt

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menggapai Tahajud dan Subuh di Masjid Al Aqsha (Bagian Pertama)

25 Agustus 2021   19:13 Diperbarui: 27 Agustus 2021   14:32 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka yang merindu ridho Illahi. (Dokumen Pribadi)

Dari toko kelontong, daging, ikan, caf shop, es Cream dan lain-lain, hingga barber shop. Cukup lengkap memenuhi kebutuhan penduduk kota tua Jerusalem. Melalui jalan ini, usai tahajud dan sholat subuh di Al Aqsha merupakan pengalaman tersendiri.

Rasa sedikit lapar setelah banyak berjalan dan beribadah, biasanya memancing jamaah membeli sesuatu untuk dimakan. Entah roti, kue dan buah-buahan segar.

Semua pedagang dan pembeli kebanyakan warga Palestina muslim, asli penduduk kota tua Jerusalem. Melihat ekspresi wajah mereka saat melayani kita sesama muslim sudah membuat hati ini senang tak terhingga. Walau hanya membeli beberapa potong Roti hangat atau kue manis dan beberapa kg buah segar.

Sepotong roti atu buah segar kadang menggoda untuk dibeli (Dokumen Pribadi)
Sepotong roti atu buah segar kadang menggoda untuk dibeli (Dokumen Pribadi)

Sayangnya bila group menggunakan hotel bintang lima, maka usai sholat tahajud dan subuh, rombongan jamaah tidak akan keluar melalui jalur saat masuk kota tua, yaitu Herodes Gate. Karena group akan dijemput Bus di pintu keluar terdekat yaitu, Pintu gerbang Singa (Lion Gate).

Kita tinggalkan square yang biasa dijadikan pasar warga lokal. Beberapa belas langkah kemudian kami mulai menapaki tangga menurun. Tidak curam, hanya terdiri belasan anak tangga.

Lantai jalan di kota tua banyak terbuat dari batu pualam yang kuat dan halus, akibatnya kontur lantai tidak rata, karena perbedaan dimensi batu lantai jalan.

Ditambah saat basah, jalan ini akan semakin licin. Lantai jalan yang telah berusia ratusan tahun ini tetap seperti apa adanya saat mula.

Perlahan namun pasti kami terus melangkah. Beberapa jamaah berusia senja terpaksa harus dijaga agar tak salah langkah. Risiko besar jatuh dan keseleo akibat licinnya jalan. Gelap dan kesunyian malam masih merangkul kami. Namun niat kami pasti. Jalan tangga menurun dan penerangan semakin redup bahkan di beberapa tempat, gelap tanpa cahaya harus di lalui. Seakan menerobos lorong-lorong sunyi tak berpenghuni.

Bagusnya semua instruski saat sebelum berangkat selalu dituruti. Dengan senter kecil atau cahaya HP semua kegelapan itu bisa sedikit teratasi. Cahaya lampu menari-nari ditengah gelap malam sunyi. Memberi arah dimana harus meniti.

Menelusuri jalur dari Herodes Gate, hingga pertigaan jalan menuju Lion Gate di sebelah kiri dan Jalan Via Delarosa di sebelah kanan adalah bagian dari Muslim Square (Wilayah Muslim), yang merukan satu dari 4 square (wilayah) yang ada di kota tua Jerusalem. Square lainnya adalah Jewish Square (Wilayah Yahudi), Christian Square (Wilayah Kristen) dan Armanian Square (Wilayah Armenia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun