LATAR BELAKANG
Merdeka belajar atau pendidikan yang memerdekakan pada hakikatnya pembelajaran berpihak atau berpusat kepada murid (student-centered learning) yang sudah dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara (KHD) sejak tahun 1922 di perguruan Taman Siswa. [Sumber]
Pembelajaran pada kurikulum merdeka berpihak pada siswa. Sehingga pembelajaran diharapkan menyenangkan (joyfull) dan memerdekakan siswa sesuai konsep memanusiakan manusia. Ada 3 substansi yaitu pengembangan karakter (budi pekerti), menuju kea rah kebudayaan dunia (konvergen), dan tetap memiliki kepribadian (konsentris).
Menyadari hal inilah kami sebagai pendidik di satuan dinas SMP Negeri 1 Bandung berupaya menyesuaikan pembelajaran sebagaimana tuntutan dan kebutuhan Era 4.0.
PB merupakan penyesuaian terhadap minat, preferensi belajar, kesiapan siswa agar tercapai peningkatan hasil belajar. PB bukanlah pembelajaran yang diindividualkan. Namun, lebih cenderung kepada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi pembelajaran yang independen. BAGIAN I Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi (unp.ac.id)
Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing. Pembelajaran Berdiferensiasi Konten, Proses, Produk, dan Lingkungan (panduanmengajar.com)
Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang berpihakpada siswa dan melibatkan siswa dalam pembelajaran baik perencanaan maupun pelaksanaan yang terwujud dari karakteristik dan kesiapan belajarnya.
Adapun strategi pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu: diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten berhubungan dengan materi atau apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/catatan-gp/merdeka-belajar-dan-pembelajaran-berdiferensiasi-differentiated-instructions/
Tidak terpaku pada diferensiasi saja kami pendidik SMP Negeri 1 Bandung juga berupaya menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
PELAKSANAAN
SOSIALISASI KURIKULUM MERDEKA
 SISWA PADA PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MELIBATKANDalam membuat perencanaan kelas pendidik melibatkan siswa baik dalam membuat kesepakatan kelas selama pembelajaran maupun membuat metode pembelajaran. Siswa dapat memberikan pendapatnya untuk dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
MEMBUAT KESEPAKATAN KELAS
Sebelum pembelajaran dimulai, maka langkah awal adalah membuat kesepakatan kelas agar mampu membantu ketercapaian tujuan pembelajaran.
Â
Â
PEMBELAJARAN DIFERENSIASI KONTEN
Pembelajaran berbasis konten di SMP Negeri 1 Bandung dengan menggunakan buku paket dan buku pendamping serta pemanfaatan media elekstronik yang dimiliki siswa yaitu berupa HP atau gadget. Dari media HP yang siswa miliki mereka dapat menggunakannya untuk browsing link alamat youtube yang sudah disediakan oleh guru sesuai materi yang dipelajari.
Â
Diferensiasi proses dilakukan pada siswa ataupun kelompok yang memerlukan bantuan baik bantuan khusus maupun bantuan biasa. Bantuan khususu ini dimaksudkan bantuan bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
Â
PEMBELAJARAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK
Metode diskusi kelompok menjadi sarana untuk melatih karakter anak agar lebih mandiri dan berkolaborasi.
METODE KERJA KELOMPOK
Metode kerja kelompok lebih menekankan pembagian tugas sehingga seluruh siswa dalam kelompok memiliki peran masing-masing. Mengembangkan karakter harus merata pada seluruh siswa yang ada di kelas tanpa membeda-bedakan dan tidak tertumpu pada siswa yang aktif dan antusias juga pada siswa yang pemalu dan sulit berinteraksi di depan kelas harus mendapat porsi yang seimbang.
PEMBELAJARAN DIFERENSIASI PROYEK
Pembelajaran diferensiasi proyek juga dilakukan di SMP Negeri 1 Bandung dengan memberikan kebebasan siswa untuk menampilkan hasil belajar pada mata pelajaran yang sama, materi yang sama dan waktu yang sama.
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
METODE PRESENTASI
Metode presentasi sebagai alat untuk menyajikan hasil belajar. Metode ini dapat melatih kemampuan berbicara dan rasa percaya diri serta memberikan tantangan lebih kepada siswa pada sesi tanya jawab atau umpan balik dari kelompok lain. Kelompok yang presentasi harus mampu menjawab. Kami sebagai pendidik sangat bangga atas antusias dan pencapaian yang dimiliki siswa-siswa di SMP Negeri 1 Bandung ini.
Â
KETELADANAN
Pembelajaran kontekstual dengan bentuk keteladanan dilakukan siswa kelas 7 pada materi norma dengan wawancara.
OUTING CLASS
PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS
Metode ini adalah pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sarana belajar. OUTING CLASS memanfaatkan lingkungan sekolah. Salah satunya adalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar observasi dan identifikasi tumbuhan. Â
Â
Outing class juga dilakukan secara klasikal di Aula dengan mendatangkan ahli pada pembelajaran tertentu. Bentuk lain dari outing class adalah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai tempat belajar, sehingga siswa merasa nyaman dan bebas serta dapat membuka inspirasi dengan keadaan ruang yang terbuka. Karena belajar tidak harus dalam ruangan.
Observasi juga dapat dilakukan sebagaimana belajar kesenian dengan melihat secara langsung pertunjukan kesenian tersebut.
 Pembelajaran yang kreatif dan inovatif juga dapat mengguankan bantuan media LCD Proyektor.
Guna mendokumentasikan kegiatan pembelajaran maka SMP Negeri 1 Bandung juga membuat terobosan dengan menautkan video pembelajaran pada chanel youtube sekolah.
Pembelajaran dengan inovasi berbasis lingkungan juga menjadi bagian pembelajaran di SMP Negeri 1 Bandung ini. Pembelajaran ini disebut Budidamber.
Â
REFLEKSI
Sebagai pendidik pada satuan dinas SMP Negeri 1 Bandung kami terbiasa "mengkomunikasikan", pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan rekan sejawat ataupun guru senior. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana efektifitas proyek yang telah dilakukan dengan karakteristik dan kesiapan sekolah dan siswa.
Refleksi yang dilakukan oleh siswa dengan dibimbing oleh guru. Baik mengenai pembelajaran, materi dan pelaksanaan pembelajaran berupa lisan maupun tulisan. Refleksi lisan dilakukan secara langsung setelah pembelajaran. Sedangkan refleksi tertulis berupa pertanyaan dan dikumpulkan pada kertas lembaran. Lalu guru akan mengambil secara acak dan membacanya dan langsung ditanggapai bersama siswa.