Di kesunyian malam aku terpaku
Duduk merenung seperti seorang bisu
Ingatanku selalu terbayang
Akan wajah yang selalu melantang
Diwaktu itu kita selalu duduk bersama
Bercanda gurau tak mengenal waktu yang kian usai
Suguhan kopi segelaspun kita seruput bersama
Seperti menolak lupa kita menghiraukan waktu
Yang sedari gelap menggapai fajar menyingsing
Hanya sekedar agar tak saling melupakan
Kita bertahan dan melepas lelah tawa dikasur bersama
Kini semua telah hilang pergi entah kemana
Suguhan kopi inipun kunikmati sendiri
Tanpa hadir kalian yang selalu menjadi rindu
Aku perna berkata pada satu waktu yang pilu
Jika kalian disini
Akan kusuguhkan kopi ternikmatku dan menceritakan
Bahwa rinduku pada tawa yang perna kita lakoni bersama sungguh takan terbendung
Namun semua itu seperti guyonan belaka
Karena yang sekarang dipikirku
Dulu kita disebut dengan kata "bersama"
Namun saat ini kita tidak lebih dari kata "masing - masing"
Kalian laksana bawang diatas wajan
harum menawan jika terkena lepuhan minyak
Namun menghadirkan tetesan air mata jika tersayat pisau
Tapi apalah daya memang keadaanlah yang punya kenyataan
Kita hanyalah sebagian dari pasrah yang bertemu pada kisah yang sama
"Kataku"
semoga coretan kecil ini menjadi pelipur lara
Yang dapat menghapus berjuta guyuran air mata
Yang terlibas dan menetes dipipi
Untuk kita yang masih berjuang demi kehidupan
Mari saling mendoakan untuk satu waktu yang tepat
Agar kita dipertemukan kembali
walau suatu waktu akan terpisah lagi
Setidaknya doa kerinduan untukmu para sahabat masih terkabulkan oleh sang waktu
Kupang.03.12.2020