Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

There is Free Will

9 April 2022   11:15 Diperbarui: 9 April 2022   11:17 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : makassar.tribunnews.com

Bima Chandika Abimanyu, putranya pak Mangun ini secara keluarga tak perlu ditanyakan lagi, jelas asal usulnya. Secara sifat, ayah mengenal betul mulai dari kecil, dia anak yang ramah, baik, serta taat dengan orangtua. Dia juga lulusan Harvard University,  sekarang bekerja pada perusahaan di London. Untuk pendidikan dan kemapanan tak perlu diragukan lagi. Pasti kamu akan bahagia menikah dengannya. Menikah itu bukan untuk dirimu sendiri tapi menikahkan dua keluarga, " kata-kata sang ayah yang menunjukkan tetap bersikeras dengan rencananya.

Dengan wajah sedih serta tertunduk, Ayu hanya berkata, "Ayu perlu waktu. Apakah tidak ada jalan lain? Ayu ingin memutuskan pasangan hidup Ayu sendiri."

"Mungkin ini berita yang sangat berat bagimu. Tapi ayah dan ibu yakin, kamu dapat menerima dan mengerti nanti. Kamu harus ingat,  Ayu dan Sari adalah pewaris keturunan ini, " kata sang ibu menenangkan anaknya.

Sari hanya mematung, seolah tak bisa berkutik untuk membantu sang kakak. Dirinya menjadi saksi bisu bersama sofa merah yang didudukinya.

Image : cnnindonesia.com
Image : cnnindonesia.com

Otoritas dan rasa hormat, menjadi acuan Ayu menerima pilihan orangtuanya. Perasaan cinta pada sang kekasih, rela dibuang jauh-jauh.  Anak yang patuh pada perintah orangtua , agar tak seperti Malin Kundang. Mencoba berpikir positif bahwa pilihan kedua orangtuanya adalah yang terbaik. Mana ada orangtua yang memilihkan hal buruk atau menyesatkan anaknya. Setiap orangtua selalu sayang pada anaknya, mereka rela memberikan apapun walaupun seringkali pilihannya tidak sesuai dengan keinginan si anak.

Setelah menikah, Ayu ikut sang suami tinggal di London. Membuang jauh-jauh semua impian di negeri tempat kelahirannya, jauh dari orang-orang tersayang, keluarga dan sahabat. Rasa kesepian dan asing bersama dengan orang asing yang baru dikenalnya tiga bulan lalu, sempat menghinggapi batinnya. Lambat laun, Ayu berhasil beradaptasi dan belajar dari lingkungan sekelilingnya.

Sang suami sebagai kepala keluarga yang baik, mencukupi seluruh kebutuhan keluarga. Namun sayang, tak cukup baik mencukupi batin sang istri. Seringkali sang suami pulang larut malam bahkan pagi demi pekerjaan atau sekedar menghabiskan waktu bersama teman-teman di klub malam. Gaya hidup Bima di masa muda, masih diteruskannya sampai menikah. Bisa jadi dulu sebagai obat untuk mengisi rasa kesepian dan kekosongan hati saja. Tak jarang juga, bentakan dan makian menjadi makanan bagi Ayu. Sosok yang keras dan otoriter, ingin mengatur lingkungan sesuai keinginannya. Bila tak dipenuhi, kekerasan fisik menyentuh tubuh Ayu.

Ayu ingin menjadi istri yang baik, mengabdi kepada sang suami. Dia hanya mengalah, menerima semua perlakuan suaminya dan berharap sikap suamiya bisa berubah. Suatu kali, Ayu mencoba melamar pekerjaan untuk meneruskan impiannya , namun sang suami marah besar ketika mengetahui itu. Keadaan ini juga, membuat Ayu menjadi orang tertutup, pendiam dan suka murung. Dia sering pusing, lalu pingsan mendadak. Beberapa kali keluar masuk rumah sakit, namun semua hasil pemeriksaannya baik . Hingga akhirnya sang dokter merujuk pada psikiater.

Ayu menjalani pengobatan dan terapi. Setiap hari, obat-obatan mulai kapsul berwarna pink hingga tablet berwarna kuning menjadi kawannya. Pikirannya mulai tenang seusai meminum. Seminggu dua kali, serasa bertemu dengan seorang sahabat, yang dianggap juga seperti ibunya sendiri. Dia bisa bercerita mengenai apa yang dirasakan, tempat berbagi kehidupan rumahtangganya serta pemberi saran mengenai kehidupan. Setidaknya masih ada seorang sahabat di negeri asing yang masih peduli dengan dirinya.

Bima, sang suami awalnya tak terima dengan keadaan Ayu. Bima mencoba menghubungi orangtua Ayu, namun sang istri mencegah dan membujuknya untuk mengatasi masalah rumahtangga tanpa melibatkan orangtua. Itulah awal komunikasi dari hati ke hati, bagaimana Bima juga tak siap dengan perjodohan orangtuanya saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun