Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Being a Plane

28 Februari 2024   19:26 Diperbarui: 28 Februari 2024   19:36 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @radstream

Kemudian setelah dari perpustakaan, hidup berganti dari ruang buku, ke ruang ekstrovet, Alex menelponku untuk merapat di Foresthre tempat makan, resto yang hedon. Tapi berhubung dia temanku, aku pun juga kesana, walau dilihat dompet sudah mulai mengendor karena tanggal tua.

Alex dan teman- temanya ternyata sudah menantiku. Waktu sekitar akan menjelang senja. Ternyata Alex mengajakku untuk party tentang akan kelulusan dia, juga diterima salah satu Perusahaan Media terkenal. "Kau kapan lulus land?", Entahlah masih kacau. Yaudah kita minum anggur dulu, sejenak lupakan semua hahah.

Setelah asyik membuang- buang waktu, jam menunjukan 07.00 PM malam, aku segera beranjak pergi, dengan keadaan mabuk berat, saatnya shift untuk berjaga dan melayani tamu, di suatu kedai kopi kecil yang gajinya enggak seberapa. Tapi, itu tidak masalah !

"Selagi mempunyai tekad, apa sih yang enggak?"

Dalam perjalanan ke tempat kedai, beberapa orang bertubuh atletik berdiri di pertigaan jalan menuju tempat kedai. Mereka dengan mata melirik, kemudian mencopet dompetku, kemudian aku pun dihajar dihantam pipiku, sehingga lebam. Mereka melarikan diri, meninggalkan dompetku menjadi kosong, mereka juga mengambil jam tangan pemberian ibu.

"Bencana macam apa ini?, Aku harus kuat !, Walaupun sebenarnya aku tidak terima, ya beginilah nasibnya"

Aku berlarian mengejar mereka namun mereka berhasil menghilang. Akhirnya aku putuskan untuk istirahat di kedai. Ketika sudah sampai di kedai, Boss memarahiku karena aku terlambat datang shift awal, Boss memutuskan untuk memotong gajiku, karena sudah berulang kali aku terlambat, sedangkan pelanggan makin banyak.

"Apalah ini.." tanpa pikir panjang aku bergegas shift menjadi waiters, kemudian di sela- sela itu aku duduk istirahat dan menghela nafas. "Sampai kapan akan begini, kuliah ku tidak tertata, kehidupanku terbawa arus, kisah cinta ku berdebu, keuanganku lebur, hanya foto ibu di dalam dompetku yang bisa aku peluk, sambil melirih menangis"

"Aku tidak bisa membuat pesawat kecil, pesawatku telah hancur remuk, ditelan samudera" *Hiks, Hiks*

Ketika aku duduk merintih, tiba- tiba ada seseorang pelanggan dari arah barat, memakai topi dan jas hitam. Memberikan gelas kosong yang sudah diminum, ia mengatakan "Terimakasih atas sajianya, Namaku Henry Ford, gelas ini akan kosong dan kotor tapi kau akan membersihkan kembali dan menggunakanya besok lagi, untuk jadi pesawat kau harus melawan angin yang mendorongmu, dan membersamainya jangan menyerah"

Kemudian dia pergi sekilat mata, aku tidak sempat untuk menjabat tanganya atau merangkulnya, tetapi kata- katanya membuatku sejenak terdiam hening. *Nada dering ponsel*  *Pesan Ibu*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun