Mohon tunggu...
Krisna Bee
Krisna Bee Mohon Tunggu... Seniman - Musisi

Menulis, Menyanyi dan Mengajar adalah curhatan termurah dan sehat

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kisah dan Solusi Keluar dari Jeratan Pinjaman Online

1 Juni 2019   06:19 Diperbarui: 25 Mei 2021   21:04 44690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kisah bermula saat terjadi masalah ekonomi di akhir tahun 2018 lalu. Sebagai seorang yang hidup di rantau dengan biaya harian cukup tinggi di kota besar, memaksa mencari pinjaman uang untuk menutupi tagihan yang tidak lagi bisa ditawar.

Di zaman yang super individual ini, bukan perkara yang mudah untuk mendapatkan pinjaman uang tanpa jaminan dan tanpa tanggal pasti pengembalian, sekalipun dengan orang-orang terdekat. 

Hal inilah yang kemudian mendorong untuk mengambil alternatif mengenal dan memanfaatkan pinjaman online (fintech) yang pada saat awal Januari 2019 itu lagi booming dan banyak diiklankan di berbagai media sosial.

Saat itu, awal tahun (awal Januari) adalah waktunya untuk membayar sewa kamar kos yang telah nunggak selama 3 bulan. Karena tidak bisa diundur lagi pembayarannya, maka mulailah pinjam di fintech yang bertuliskan logo OJK untuk mendapatkan pinjaman sebesar minimal 3 juta rupiah. 

Sebagai seorang pekerja lepas yang tidak memiliki slip gaji ataupun NPWP, maka diperlukan 3 aplikasi fintech yang ramah persyaratan untuk dapat mencairkan pinjaman dengan masing-masing aplikasi memberi pinjaman sebesar 1 juta rupiah.

Pinjaman melalui aplikasi pinjaman online ini masing-masing memberikan tenor 20 hingga 30 hari, dengan jumlah pengembalian pokok ditambah dengan beban bunga plus administrasi sebesar antara 0,7 hingga 1,5% per hari.

Pada awalnya semua proses pembukaan pinjaman, pengembalian dan peminjaman ulang tidak ada masalah. Hingga sampai pada suatu ketika di awal bulan Maret terjadi gagal bayar sesuai dengan tanggal jatuh tempo.

Kemudian mencoba menelepon beberapa teman untuk dapat pinjaman singkat guna melengkapi kekurangan dana pengembalian yang tidak lebih dari 500 ribu rupiah saja, dan jawaban dari semuanya kompak tidak punya. 

Mungkin mereka "tega" untuk berbohong dengan mengatakan ini karena trauma riwayat sebelumnya atau mereka takut dana pinjaman tersebut tidak bisa dikembalikan, ya sekali lagi kepercayaan itu mahal harganya.

Waktu terus bergulir hingga hampir terlambat 20 hari dari tanggal jatuh tempo, dengan risiko penambahan denda harian maksimal 5%/hari, di-blacklist dari platform pinjaman online tersebut, serta beberapa kontak darurat (saudara, kantor, dan teman kerja) yang disertakan saat pendaftaran pinjaman dihubungi untuk memberitahukan tentang kondisi peminjaman dari yang bersangkutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun