Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Harus Malu dan Takut?

12 Oktober 2025   22:20 Diperbarui: 12 Oktober 2025   22:20 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kita orang Indonesia, seorang bapak yang memutuskan untuk menjadi bapak rumah tangga bukan pilihan idaman bagi seorang laki-laki. Terlebih, masyarakat sudah punya cara pandang sendiri terhadap laki-laki yang berada dirumah sementara isteri bekerja di luar rumah. 

Baca juga: Makan Sebagai Gaya Hidup dan Dosa Pada Makanan

Mindset masyarakat sudah terbentuk sejak lama bahwa laki-laki harus bekerja mencari nafkah. Dengan nada bercanda, orang beranggapan, mungkin itu sudah menjadi kutukan abadi bagi laki-laki ya.

Namun, banyak hal bisa terjadi. Di tengah persoalan bangsa saat ini, segala kemungkinan berpeluang terjadi. Mungkin saja suatu hari nanti Anda akan mengalaminya. 

Jika itu terjadi, tentu harus siap juga menghadapi konsekuensi tatapan heran atau komentar miring tetangga, kerabat, atau orang lain setelah memutuskan resign.

Tuntutan Ketrampilan

Menjadi bapak rumah tangga dalam keluarga muda menuntut kemampuan mengurus anak dan rumah. Hal yang sulit dilakukan oleh banyak bapak-bapak pada umumnya.

Ilustrasi tuntutan keterampilan rumah tangga. (Sumber: https://id.theasianparent.com/kisah-bapak-rumah-tangga)
Ilustrasi tuntutan keterampilan rumah tangga. (Sumber: https://id.theasianparent.com/kisah-bapak-rumah-tangga)

Setidaknya, ketrampilan mengurus anak sehari-hari ya. Mengandalkan babysitter atau asisten rumah tangga dalam situasi ini tentu dihadapkan pada kenyataan ekonomi yang menuntut penghematan. 

Selain itu, ada tuntutan tidak tertulis terkait kemampuan menata rumah dan menyiapkan makanan untuk anggota keluarga. Apalagi kalau bapak-bapak memiliki latar belakang kebiasaan yang serba ditangani orang tua di rumah orangtua sebelumnya ketika belum menikah.  

Tantangan Psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun