Berbicara tentang ikan asin memang tiada habisnya bagi para penikmatnya. Bagi sebagian kelompok masyarakat di berbagai daerah, ikan asin merupakan makanan yang populer.
Ikan asin memiliki tekstur dan rupa yang beragam. Ada yang besar dan kecil, tebal dan tipis. Soal rasa tentu secara umum adalah asin.
Beberapa orang menyukai rasa unik dari ikan asin. Sebagai teman nasi dan sayuran, ikan asin menjadi salah satu variasi dan alternatif pilihan lauk.
Ikan asin biasanya disajikan bersama aneka olahan sayuran dan aneka sambal olahan. Di Sumatera Utara, ikan asin disajikan bersama daun singkong tumbuk berkuah santan. Di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah jamak disajikan bersama sayur lalapan. Di daerah lain tentu dengan variasi lainnya. Secara umum, ikan asin dan sayuran senantiasa ditemani sajian nasi panas nan mengebul.
Kaya Manfaat
Ikan asin dapat menjadi tambahan yang lezat dan bergizi. Dalam beberapa literasi disebutkan bahwa ikan asin memiliki manfaat karena kaya gizi.
Kandungan protein pada ikan asin penting untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Selain itu, terdapat ragam mikronutrien dalam kandungannya seperti selenium, fosfor, dan beberapa vitamin B.
Dalam proses pengasinan, ikan asin cukup awet karena memiliki umur simpan yang panjang yang memungkinkan ikan asin dapat disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama tanpa membusuk.
Selain itu kandungan garam yang digunakan dalam proses pengasinan sangat membantu dalam upaya menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya. Proses pengasinan memungkinkan kondisi ikan tetap terjaga dan segar.
│Baca juga: Tantangan Mengelola Pendapatan yang Terbatas versus Harapan Kualitas Hidup
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Selain manfaat akan kandungan gizi, ikan asin memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan oleh orang-orang yang mengkonsumsinya.
Kandungan garam yang tinggi dalam ikan asin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah bagi orang yang sensitif terhadap sodium.Â
Selain itu, terdapat kandungan kolesterol pada beberapa jenis ikan asin, terutama pada ikan yang diproses secara komersial. Pada jenis ikan asin dengan kandungan kolesterol yang tinggi, orang yang mengkonsumsi ikan asin perlu waspada khususnya bagi orang yang memiliki masalah kesehatan terkait kolesterol.
Hal yang tak kalah penting adalah soal penggunaan zat pewarna. Beberapa produsen kemungkinan menggunakan zat pewarna untuk meningkatkan penampilan ikan asin. Bagi sebagian individu yang rentan terhadap reaksi alergi atau sensitivitas terhadap bahan kimia tambahan, zat-zat ini kemungkinan besar tidak cocok dikonsumsi.
Resiko pencemaran pada lingkungan, berimbas pada ikan yang diolah sebagai ikan asin. Kemungkinan terburuk adalah kemungkinan adanya residu pestisida, logam berat, atau polutan lainnya. Jika ikan tersebut berasal dari perairan yang tercemar, maka sangat mungkin berpengaruh pada kondisi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Sebagai bagian dari program diet yang seimbang, mengkonsumsi ikan asin hendaknya dilakukan dalam porsi yang tepat. Namun, seperti halnya dengan makanan apa pun, ikan asin hendaknya dikonsumsi dengan bijaksana. Tentu sikap tersebut disertai dengan pertimbangkan kesehatan masing-masing individu. Meski terkesan sulit dilakukan, perlu juga mengetahui asal-usul produk ikan olahan tersebut.
Nah, bagaimana menurut Anda?***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI