Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memahami 6 Langkah Menumbuhkan "Trust and Safety" dalam Coaching

23 Juli 2021   13:17 Diperbarui: 23 Juli 2021   13:24 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumbuhkan trust and safety dalam coaching (sumber Freepik.com)

Salah satu kunci keberhasilan coach Roberto Mancini membawa tim nasional Italia menjadi juara Euro 2020 adalah dirinya mampu menumbuhkan trust and safety (rasa aman) para pemain.

Dengan adanya trust and safety maka para pemain dapat menunjukkan keterampilannya dan bermain maksimal. Pemain juga mau menerima masukan dan dapat menerapkan strategi di lapangan.

Di dalam coaching, trust and safety harus diwujudkan antara coach dan klien agar ia bersedia mengungkapkan kekhawatiran dan tantangannya tanpa merasa dihakimi.

Coach hendaknya memberikan dukungan dan empati kepada klien dengan cara memahami  situasi yang dihadapi sesuai dengan cara pandang klien. Mengenal secara pribadi klien akan menumbuhkan trust and safety.

Untuk dapat menumbuhkan trust and safety dibutuhkan proses panjang, berikut ini 6 langkah yang perlu dilakukan:

1. Set Your Intent as Partner

Coach harus membangun kemitraan dengan klien dan membantu untuk berkembang. Bangunlah curiosity atau rasa ingin tahu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Ingat keberhasilan klien juga merupakan keberhasilan coach.

2. Listen Actively

Mendengarkan dengan aktif membutuhkan upaya besar untuk memahami konteks apa yang dibicarakan oleh klien. Jauhkan pikiran coach dari asumsi dan pendapat pribadi yang belum tentu sama dengan ucapan klien.

3. Respect the Person

Tunjukkan empati coach untuk memahami keberadaan klien, termasuk persepsi pribadi, keyakinan, dan pengalaman terkait dengan konteks yang sedang dibicarakan. Janganlah mudah menyimpulkan namun membawa klien untuk menemukan jawaban-jawaban baru.

4. Invite Input

Orang akan mudah mengkritisi orang lain. Coach sebaiknya terbuka untuk menerima masukan dari klien demi keberhasilan coaching. Misalnya dengan bertanya "Apa masukan kamu agar coaching bisa berjalan efektif?"

5. Keep Confidentiality

Menjaga kerahasiaan dari klien merupakan hal mutlak seorang coach. Sampaikan jaminan kepada klien bahwa rahasia akan terjaga dan jangan khawatir untuk menyampaikan apa saja yang dialaminya secara terus terang.

6. Provide Safe Environment

Coach dan sponsor dapat menyediakan lingkungan yang aman selama berlangsungnya coaching. Usahakan posisi duduk antara coach dengan klien adalah posisi "L" bukan berhadapan langsung atau pun sejajar. Hal ini mencerminkan kesetaraan posisi antara coach dan klien.

Effective Communication

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun