Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Bermutu untuk Generasi yang Tak Pernah Offline

19 September 2025   20:25 Diperbarui: 19 September 2025   20:25 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generasi z | Sumber: freepik

Lebih jauh lagi, pendidikan yang berkualitas menumbuhkan karakter. Ia mengajarkan etika berkomunikasi di ruang digital, kesadaran akan jejak digital, serta tanggung jawab sosial ketika menyuarakan pendapat. Dengan begitu, siswa tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen konten yang kritis, kreatif, dan bermanfaat.

Strategi Konkret Mempersiapkan Siswa

Pengalaman di sekolah kami menunjukkan bahwa pendidikan bermutu bukan sekadar jargon, tetapi bisa diwujudkan lewat langkah-langkah nyata. Salah satunya adalah membangun budaya bijak digital bukan hanya bagi siswa, tetapi juga guru.

Di sekolah kami, guru dihimbau secara khusus untuk menggunakan media sosial dengan penuh tanggung jawab. Misalnya, tidak membuat tulisan atau status yang bisa menimbulkan keresahan publik. Jika ada guru yang melanggar, pimpinan sekolah akan menegur secara personal. Aturan ini sederhana, tetapi sangat efektif untuk menanamkan teladan: bagaimana kita sebagai pendidik harus berhati-hati dalam bersuara di ruang digital. Guru yang bijak bermedsos otomatis memberi contoh langsung kepada siswa.

Selain itu, kurikulum di sekolah kami juga diperkaya dengan muatan lokal pelajaran invention atau inovasi karya ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan siswa kelas 12. Lewat mata pelajaran ini, siswa tidak hanya dilatih menulis, tetapi juga berpikir kritis dan ilmiah. Mereka belajar bagaimana menyusun argumen berdasarkan data, mencari sumber referensi yang valid, dan mengolah informasi dengan sistematis. Hasil karya ilmiah tersebut tidak berhenti di meja guru, tetapi dipresentasikan di hadapan dewan penguji dan siswa lain. Proses ini melatih keberanian berbicara, kemampuan berargumentasi, sekaligus menghargai fakta.

Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa strategi pendidikan abad 21 tidak bisa hanya fokus pada penggunaan teknologi. Yang lebih penting adalah membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis, etika digital, dan keberanian berkomunikasi. Praktik nyata seperti bijak bermedsos dan pembelajaran berbasis karya ilmiah membuat siswa benar-benar belajar bagaimana menghadapi derasnya arus informasi.

Baca juga: Lebih dari Sekadar Kurikulum: Mungkinkah Sekolahmu Sudah Mengajarkan 5C?

Perjuangan yang Tidak Mudah

Mewujudkan pendidikan bermutu untuk generasi yang tak pernah offline jelas bukan perkara mudah. Ada banyak hambatan yang harus dihadapi, baik di tingkat sekolah maupun masyarakat luas.

Pertama, tidak semua guru memiliki keterampilan literasi digital yang memadai. Sebagian masih gagap teknologi, sehingga sulit menjadi teladan dalam menghadapi banjir informasi. Kedua, fasilitas pendidikan yang belum merata membuat akses pembelajaran berbasis teknologi masih timpang antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.

Selain itu, budaya instan di dunia digital juga menjadi tantangan. Siswa terbiasa dengan copy–paste jawaban atau mencari jalan pintas lewat AI tanpa benar-benar memahami proses berpikir di baliknya. Akibatnya, mereka berisiko kehilangan daya analisis yang justru menjadi kunci di abad 21.

Perjuangan ini juga menyisakan sisi psikologis: information fatigue atau kelelahan akibat paparan informasi berlebihan. Guru, siswa, bahkan orang tua bisa merasa kewalahan menghadapi derasnya arus digital yang tidak pernah berhenti.

Karena itu, membangun pendidikan bermutu di era digital tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan kolaborasi nyata antara sekolah, keluarga, masyarakat, hingga kebijakan pemerintah. Hanya dengan gotong royong, perjuangan berat ini bisa berubah menjadi peluang emas untuk melahirkan generasi yang benar-benar siap menghadapi abad 21.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun