Kekejaman terhadap binatang nggak pernah berhenti dan selalu saja ada. Kalau di Jakarta topeng monyet sedang ramai-ramainya dibasmi oleh Jokowi, seharusnya penyiksaan terhadap binatang lainnya juga nantinya harus dihentikan – termasuk terhadap luwak. People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) Asia-Pacific sedang meminta kepada seluruh pencinta kopi di seluruh dunia untuk berhenti mengekspor, mengimpor, membeli, dan meminum kopi luwak. Binatang luwak yang kotorannya dapat menghasilkan kopi termahal di dunia itu ternyata selama ini banyak mengalami siksaan, dan itu bukan hanya terjadi di Indonesia. VIDEO: Video di atas tadi dibuat di Davao City, Filipina. Lihat deh betapa luwak-luwak itu gelisah dan ketakutan di dalam kandang kayunya yang sempit. Luwak sebenarnya harus hidup di alam bebas dan berlompatan dari pohon ke pohon untuk mengambil dan memakan biji kopi, bukannya dikurung dan dipaksa untuk makan terus menerus. Mereka menjadi depresi, kurang gizi, dan bulu mereka pun menjadi rontok. Di Filipina, biji kopi luwak awalnya dituai dengan cara alami oleh para petani di daerah pegunungan seperti Benguet, Palawan, South Cotabato dan Davao. Tapi karena permintaan akan biji kopi luwak ini semakin lama semakin besar, maka para luwak yang malang ini harus dikandangi oleh para petani kopi luwak. Kopi luwak selain berasal dari Indonesia dan Filipina, juga didatangkan dari India, Vietnam, dan Cina. Sementara seorang petani kopi luwak di Indonesia dapat memproduksi sekitar 7.000 kilogram biji kopi luwak yang berasal dari luwak yang dipelihara dalam kandang… Kopi luwak memang sudah menjadi primadona di dunia kopi sejak 20 tahun terakhir dan tidak kurang dari CNN News, Oprah, The Bucket List pernah meliputnya, tapi bukan berarti lalu kekejaman harus dibiarkan begitu aja, bukan?
Artikel terkait: Peranan Hewan dalam Secangkir Kopi Kopi Batman: Kopi Kelelawar & Manusia Perjalanan Secangkir Kopi Kopi Gajah! Kopi Termahal Di Dunia Kopi Yunnan Negeri Bambu Artikel berasal dari: Kopikeliling.com