Korupsi telah menjadi ritual yang tak dapat lepas dari kekuasaan suatu rezim. Setiap Rezim yang berkuasa selalu berhadapan kepada penyakit masyarakat yakni korupsi. Dalam satu bulan terakhir, tercatat dua menteri kabinet Jokowi tengah berhadapan dengan masalah Korupsi.
Kompasianer Teddy Triyadi Nugroho menulis dalam pembukaan artikelnya yang menjadi salah satu terpopuler di Kompasiana kemarin (10/12). Kemudian ia melanjutkan, Pilkada serentak yang digelar bisa menjadi sarana refleksi kritis terhadap permasalahan korupsi yang kian masif terjadi di negeri ini.
Selain itu, Kompasianer Tiara Puspa Ramadanti beropini kalau sebaiknya pendidikan seks menggantikan posisi muatan lokal di kurikulum.
Seberapa penting muatan lokal bagi pendidikan saat ini?
Kedua Kompasianer tersebut rupanya adalah Mahasiswa Sosiologi UNJ dan Mahasiswa Antropologi Budaya UGM. Bagaimana kelanjutan isi artikelnya? Simak selengkapnya dalam 5 daftar konten terpopuler berikut:
Refleksi Hari Antikorupsi Sedunia: Antara Perspektif dan Masalah Moral
Permasalahan yang tidak akan pernah selesai di Indonesia ini terus dipelihara oleh sistem Pilkada yang banyak terjadi kecurangan baik secara materil maupun non- materil. Politik uang, gratifikasi, suap menyuap untuk merebut bangku kepemimpinan telah menjadi makanan sehari-hari yang kita amati.
Dengan sistem Pilkada sekarang yang hanya mengenal satu putaran, maka para calon kepala daerah akan sangat total dalam pendanaan dan lebih mementingkan materil ketimbang substantif. Hal ini yang di sinyalir akan membuka gerbang korupsi. (Baca selengkapnya)
Pilkada Serentak di Layar Kaca, Solo dan Medan Jadi Primadona
Hal ini dilakukan oleh hampir semua stasiun televisi nasional, karena saya memindahkan saluran berkali-kali, dan tetap saja, Solo dan Medan mendapat perlakuan istimewa. (Baca selengkapnya)
Bagaimana Jadinya jika Muatan Lokal Diganti dengan Pendidikan Seks
Jika memang begitu, ya, saya tidak kaget kalau masih ada orang di luar sana yang beropini bahwa berenang satu kolam dengan pria, bisa menyebabkan wanita hamil, guru SMP saya pernah mengatakan ini dengan lantang di depan kelas. (Baca selengkapnya)