Libur telah tiba, tapi corona masih tetap ada.
"Jangan lupa, patuhi protokol kesehatan!"
Kalimat yang sering disampaikan dari awal datangnya virus ini, dan sekarang banyak masyarakat mungkin sudah jenuh dengan ucapan yang berkaitan dengan 'protokol kesehatan'.
Apalagi bulan Desember ini, sudah menuju liburan akhir tahun. Oh corona, semakin dekat semakin lekat. Lama-lama menjadi sahabat. Masyarakat sekarang sepertinya sudah 'terbiasa' dengan berita virus corona.
Sejak ramainya konspirasi logis dengan cocoklogi yang luar biasa tersebar di Internet terkait dengan covid-19, rasa was-was masyarakat sudah memudar, malah terbiasa, dan dalam benak mereka berbisik "sepertinya virus tidak ada", "sepertinya tidak ada masalah".
Wajar saja jika dr. Tirta pernah berkata, Indonesia sudah menuju herd immunity. Meski begitu, sejak saya meninggalkan (memilih acuh) berita virus corona sejak lama, ternyata saya lihat lagi, lonjakan kasus makin meningkat dan bertambah banyak.
Ini yang bikin masyarakat yang masih melek dengan fakta lapangan, merasa cemas menyambut liburan akhir tahun. Bisa saja tempat wisata atau rekreasi menjadi pusat utama penyebaran virus covid-19. Apalagi ini musim hujan. Batuk dan flu sudah menjadi rekan sejawat musim hujan untuk menyapa para manusia. Belum lagi ditambah dengan covid-19.
Meski Sinovac sudah hadir dan menjadi titik terang untuk memutus penularan penyakit ini. Namun menunggu distribusi vaksin tersebut merata ke banyak masyarakat Indonesia sepertinya butuh waktu yang tidak sebentar, bahkan bisa saja sampai bertahun-tahun.
Jika melihat fenomena penyebaran covid-19, banyak orang tertular dan dinyatakan positif tanpa gejala (orang tanpa gejala). Baru-baru ini kita melihat berita bahwa Sandiaga Uno dinyatakan positif corona tanpa gejala.
Boleh saja berasumsi, dengan mempertimbangkan musim hujan, penyebaran virus corona semakin menjadi-jadi. Apalagi banyak orang tanpa gejala, dan mungkin mereka belum melakukan tes swab. Dan mereka bisa saja berada di tengah masyarakat.