Kompasiana News
Mohon Tunggu...Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News
Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).
Chinese women wear protective masks on the street during the Chinese New Year and Spring Festival holiday on January 28, 2020, in Beijing (Source: Getty Images AsiaPac)
Merebaknya Covid-19 ke seluruh dunia membuat negara lain yang terdampak mengikuti langkah China menutup aktivitas kota, atau kita menyebutnya "lockdown".
Akan tetapi, lockdown tidak semudah yang kita bayangkan. Misalnya negara yang baru ini menerapkan lockdown, India, mengubah situasi menjadi tambah rumit.
Italia dan negara Eropa lainnya meski sudah menutup seluruh pergerakan kotanya, namun angka persebaran virus masih melonjak naik.
Jadi sebenarnya, apa faktor China dapat sukses melakukan lockdown kotanya? adakah faktor budaya dan teknologi berpengaruh besar untuk mengurangi persebaran Covid-19?
Selain pembahasan tersebut, inilah artikel menarik yang paling banyak dibaca di Kompasiana kemarin:
1. Mengapa Hanya China yang Berhasil Menjalankan Kebijakan Lockdown?
Photo: Zhao Jun/Xinhua via AP. In this photo released by Xinhua News Agency, firefighters conduct disinfection on the platform of Wuhan Railway Station in Wuhan, central China's Hubei Province, March 24, 2020.
Strategi Lockdown yang ditempuh pemerintah China dianggap sangat berhasil dilaksanakan. Dalam kurun waktu kurang dari dua bulan sejak kebijakan Lockdown diterapkan, jumlah pasien yang dinyatakan positif berkurang drastis bahkan mendekati nol.
Bertolak belakang dengan keadaan di China, negara-negara diluar China kini bertungkus lumus, babak belur dihantam virus corona ini.
2. Pemudik di Era Wabah Corona Bagai Makan Buah Simalakama
Petugas menawarkan mudik gratis menggunakan bus kepada penumpang yang turun dari KM Umsini di Dermaga Jamrud UtarPetugas menawarkan mudik gratis menggunakan bus kepada penumpang yang turun dari KM Umsini di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/12/2019). PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menyediakan angkutan bus gratis untuk mudik Hari Natal 2019 dan Tahun baru 2020 bagi penumpang kapal laut yang pulang ke kampung halamannya.(ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO)
Pilihan mudik bagi kaum urban menjadi sesuatu yang sulit. Satu sisi mereka ingin mencari aman dengan kembali ke kampung halamannya. Namun, di sisi lain kepulangan mereka dikhawatirkan menjadi masalah baru bagi kampungnya karena patut diduga menjadi pembawa Covid-19.
Siapa yang bisa menjamin kalau mereka tidak tertular? (Baca Selengkapnya)
3. Menjadi Petani Tak Harus Memiliki Sawah
Biarlah petani menjadi raja atas lahannya. Dokpri
Pembaca mungkin ada yang mengira penulis adalah tuan tanah yang memiliki tanah berhektar-hektar sehubungan dengan postingan tentang pertanian. Padahal penulis hanyalah petani penggarap yang berbagi hasil dengan pemilik sawah serta petani pekerja atau buruh tani. (Baca Selengkapnya)