Kalau boleh memilih, kamu lebih suka nongkrong di kafe atau di toko buku? Pernahkah kamu menemukan bookstore yang begitu estetik dan cozy?
Kalau sudah ingin nongkrong di toko buku, biasa berapa waktu yang dihabiskan selama di sana?
Kini, konsep toko buku memang mulai bergeser: bukan lagi sekadar membeli buku, lalu pulang. Banyak bookstore menjelma jadi ruang publik yang estetik, cozy, dan ramah untuk nongkrong.
Gramedia Jalma, misalnya, kini tampil lebih modern: interior kayu, cahaya hangat, rak buku yang tertata apik, bahkan ada coffee corner yang bisa jadi tempat berdiskusi atau sekadar menyendiri dengan bacaan favorit.
Bookstore seperti ini terasa lebih hidup. Ia jadi tempat di mana orang bisa bertemu, mengobrol, mencari inspirasi, atau sekadar menikmati suasana tanpa harus merasa terburu-buru.
Bagi sebagian orang, nongkrong di toko buku bahkan bisa jadi alternatif "healing" yang sederhana namun menyenangkan.
Lalu, bagaimana dengan Kompasianer, punya rekomendasi toko buku yang nyaman, estetik, sekaligus asik buat nongkrong?
Pernah menemukan toko kecil independen yang meskipun sederhana, tapi punya atmosfer yang bikin kamu ingin kembali lagi dan lagi?
Ceritakan pengalaman dan rekomendasi toko buku versimu bisa jadi destinasi berikutnya bagi pecinta buku lain dengan menambahkan label Rekomendasi Toko Buku (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI