Kapan terakhir kali Kompasianer menonton pertunjukan teater? Adakah pertujukan yang begitu berkesan setelah menonton teater tersebut?
Setiap tanggal 27 Maret diperingati sebagai Hari Teater Sedunia yang dirayakan secara global untuk mengingatkan orang-orang akan karya maupun seni pertunjukan teater ini.
Sebagaimana kita tahu, banyak aktor maupun aktris yang melegenda itu rata-rata lahir dari panggung-panggung teater.
Bahkan pernah juga kita dengar beberapa metode pembuatan film era 70an misalnya yang melakukan latihan dengan cara teater, kan?
Jadi, setelah semua pemain mengerti setiap peran dan memainkan perannya, barulah proses syuting.
Namun, apakah Kompasianer kini merasakan bahwa semakin sedikitnya pertunjukan teater? Masihkah seni ini dibertahan, dalam arti ada regenerasi dari para pelakunya?
Barangkali kita rindu datang untuk yang kedua bahkan ketiga pada sebuah pertunjukan teater yang dilakukan seminggu penuh oleh salah satu kelompok teater.
Bagaimana tanggapan Kompasianer atas dunia seni pertunjukan teater dewasa ini? Apa kabar industri teater selama pandemi? Padahal sebelum pandemi pun, para insan teater kita kerap memerlukan dukungan dana untuk penyelenggaraan pentas.
Adakah kelompok teater favorit Kompasianer? Atau, justru Kompasianer sendiri yang jadi pelaku teater saat ini? Bisakah diceritakan bagaimana suka dan dukanya? Silakan tambah label Hari Teater 2022 (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.