Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerusuhan Maria Hertogh, Ketika Pengadilan Singapura Tidak Memahami Muslim

9 Juli 2022   05:18 Diperbarui: 9 Juli 2022   05:50 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Publik Belanda dan dunia yang mengikuti perkembangan kasus Maria Hertogh, terpecah menjadi dua kubu. Tidak semuanya mengamini langkah yang ditempuh oleh Adrianus dan Adeline.

Termasuk seorang psikolog, Mary Wingate. Ia menulis di Harian Examiner Australia. Menurutnya, Maria akan mengalami masa-masa sulit di Belanda. Secara psikologi ia belum siap terkoneksi dengan keluarga kandungnya.

Menurut Wingate, setidaknya Adeline harus berterima kasih kepada Che Aminah atas jasanya membesarkan Maria. Tapi, Adeline justru mengambil langkah frontal. Menyakiti dan menghianati ibu angkat Maria tersebut.

Nyatanya Wingate benar. Maria merasa benar-benar terasing di negara yang bahasanya tidak dia pahami. Meskipun berwajah bule, tapi Maria selalu merasa bahwa ia adalah Muslim Melayu.

Sadar akan kondisi ini, Adrianus Hertogh lalu mengambil langkah ekstrim. Alih-alih memberi kebebasan kepada Maria, ia justru meminta bantuan perlindungan dari polisi. Adrianus takut Maria akan melarikan diri atau diculik orang suruhan Che Aminah.

Satu-satunya cara agar Adrianus bisa tenang, adalah dengan mengawinkan Maria. Johan Gerardardus Wolkenfeld pun terpilih menjadi suaminya. Di usia 18 tahun, Maria akhirnya menikah dengan pria pilihan ayahnya yang berusia 21 tahun.

Kehidupan Maria begitu menyedihkan. Dari anak bangsawan di Malaya menjadi babu di negeri sendiri. Maria harus membagi waktu untuk menjaga anak dan menjalankan usaha kafe dan bar suaminya. Dari malam hingga subuh. Ditambah lagi, Johan bukanlah pria panutan. Ia sering memaki dan mengasari Maria.

Selama pernikahannya dengan Johan, Maria tetap mengirim surat ke Che Aminah dan Mansoor. Sempat beberapa kali mereka mengatur agar Maria dapat kembali ke Malaya. Namun gagal karena masalah keuangan.

Dua puluh lima tahun kasus Maria telah berlalu, tapi peristiwa itu masih membekas di Belanda. Pada tahun 1975, sebuah stasiun televisi Belanda kembali mengangkatnya.

Maria diundang ke acara televisi "De Thid Stond Even Stil" Artinya Waktu Berhenti Sejenak. Di sana, Maria diperlihatkan rekaman mantan suaminya. Mansoor Adabi terlihat bahagia dengan istri dan anaknya di Singapura.

Dalam rekaman tersebut, Mansoor juga mengirim salam dari keluarga, dan mendoakan agar Maria berbahagia di Belanda. Maria terdiam, ia berusaha menahan tangis, melihat kekasihnya kini telah bahagia di Singapura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun