Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Artikel Masakan di Kompasiana, Sejarah Buku Masakan di Indonesia

4 April 2021   14:24 Diperbarui: 4 April 2021   14:48 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artikel Masakan di Kompasiana, Sejarah Buku Masakan di Indonesia (zenithfit.co.uk)

Buku resep ini pertama kali dicetak pada tahun 1900 dan berulang-ulang setelah itu.

1910-1920 an

Bukan hanya buku resep, tokoh kuliner juga mulai dikenal. Adalah JMJ Cantenius van Der Meidjen (1860-1926) yang tersohor pada masa itu. Ia menerbitkan beberapa buku kuliner. Salah satu yang paling terkenal adalah Nieuw Volledig Oost-Indisch Koekboek, pada tahun 1902.

Saking terkenalnya hingga di Belanda buku tersebut terus dicetak berulang-ulang kali. Terakhir diterbitkan pada tahun 2002.

Dalam cetakan keempat yang diterbitkan pada tahun 1925. Sejumlah resep Nusantara dimasukkan ke dalamnya. Antara lain; Nasi Liwet, Nasi Goreng, Gado-gado, Kue Serabi, Kue Putu, dan beberapa jenis sambel.

Kehebatan Cantenius dalam mengelola buku resep terdapat pada ketelitiannya. Ia memerincikan nama suku dan daerah tempat masakan tersebut berasal. Misalkan, Bebotok Ayam (Tegal), Kwee Boogies (Bugis), dan Kwee Apem (Srilanka).

Produktivitas Catenius menakjubkan. Tercatat ada 12 buku yang resmi tercetak belum termasuk catatan atau artikel pada surat kabar dan majalah.

1930 an

Apa yang dilakukan oleh Catenius melahirkan tren baru. Buku masakan menjadi viral dan ramai diminati. Barulah pada tahun 1930an, buku resep masakan karya anak bangsa mulai bermunculan.

Beberapa yang cukup terkenal adalah RA Adipati Ario Rekso Negoro alias RA Kardinah, yang tidak lain adalah adik kandung RA. Kartini.

Ia menuluskan buku Lajang Panoentoen Bab Olah-Olah. Berisikan resep yang sering digunakan Kartini dan Kardinah semasa remaja. Penulis pribumi ini juga memunculkan tren baru. Buku resep dalam bahasa lokal (khususnya Jawa dan Melayu).

Kendati demikian, penulisan buku resep masih dimonopoli oleh keluarga bangsawan. Bercampur dengan buku masakan Belanda yang diimpor langsung dari seberang.

1940 an

Buku masakan dalam Bahasa Melayu mulai banyak diproduksi. Tidak terbatas lagi pada orang Belanda maupun kaum Bangsawan. Perkumpulan Ibu Rumah Medan (Vereeniging van Huisvrouwen te Medan) salah satu pencetus buku masakan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun