Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengagungkan Penis, Agar Diri Cerdas, Wibawa, dan Bijaksana

21 Oktober 2020   18:26 Diperbarui: 21 Oktober 2020   18:30 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda Selamat Datang di Bhutan Bergambar Penis (sumber: theculturetrip.com)

Para peserta wanita yang ingin mengikuti festival ini diwajibkan untuk melakukan ritual cuci patung kayu berbentuk penis dengan Panjang 1,4 meter dan berat 150 kilogram. Peserta yang beruntung akan mendapatkan kesempatan untuk menunggangi patung tersebut.

Ritual Cuci Patung Kayu Berbentuk Penis dalam Festival Konsei Matsuri di Osawa, Jepang (sumber: merdeka.com)
Ritual Cuci Patung Kayu Berbentuk Penis dalam Festival Konsei Matsuri di Osawa, Jepang (sumber: merdeka.com)

Gadis Romawi Kuno yang Berhubungan Intim dengan Dewa Penis Raksasa

Pernah mendengarkan mitos bagaimana seorang perawan dipersembahkan kepada dewa agar tidak murka? Bangsa Romawi Kuno mengakui eksistensi dari Mutunus Tutunus, dewa kesuburan yang dilambangkan sebagai Penis Raksasa.

Dalam setiap acara pernikahan, kehadiran dewa ini memainkan peranan penting. Disebutkan bahwa sebelum upacara pernikahan dimulai, pengantin wanita harus "diperawani" terlebih dahulu. 

Caranya adalah dengan mengangkangi patung penis raksasa tersebut. Konon ritual tersebut dimaksudkan agar sang calon pengantin tidak kagok pada malam pertamanya. 

Namun, ada juga kemungkinan hal ini dilakukan agar sang dewa tidak murka sehingga pernikahan ambyar, atau anak yang dilahirkan diharapkan menjadi salah satu dari Hercules.

Patung Mutunus Tutunus Romawi Kuno (sumber: brilio.net)
Patung Mutunus Tutunus Romawi Kuno (sumber: brilio.net)
Candi Sukuh, Candi Porno di Indonesia

Letaknya di lereng barat gunung Lawu, tepatnya di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngaryoso, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. 

Sekilas tampilannya mirip dengan candi purba lainnya, namun yang membedakan adalah adanya ukiran lingga dan yoni, atau alat kelamin pria dan wanita yang saling bertautan. Selain itu, ada juga patung seorang lelaki telanjang yang sedang memegang alat kelamin dengan tangan kirinya.

Foto Candi Sukuh (sumber: nusadaily.com)
Foto Candi Sukuh (sumber: nusadaily.com)
Menurut kisah, Candi Sukuh ini sangat identik dengan kesuburan dan pemujaan arwah leluhur. Meskipun kelihatan cabul, namun makna sebenarnya adalah kesucian. Pasangan suami istri yang akan menikah sering mendatangi tempat sakral ini. Tujuannya adalah untuk menguji kesetiaan.

Caranya adalah dengan melangkahi relief persenggamaan tersebut. Jika kebaya yang digunakan oleh wanita terlepas, maka ia sudah pernah berselingkuh dan ketika kainnya sobek, maka berarti sang gadis sudah tidak perawan lagi. 

Bagi pria yang sudah bersilingkuh dan tidak perawan lagi, konon ia akan terkencing-kencing setelah melakukan ritual. Nah, saking uniknya, UNESCO telah memasukkan Candi Sukuh dalam situs warisan dunia sejak 1995.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun