Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengagungkan Penis, Agar Diri Cerdas, Wibawa, dan Bijaksana

21 Oktober 2020   18:26 Diperbarui: 21 Oktober 2020   18:30 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanda Selamat Datang di Bhutan Bergambar Penis (sumber: theculturetrip.com)

Kinley bukanlah pendeta biasa, ia diberi julukan "Nyonpa" atau dalam bahasa setempat artinya Gila. Sebabnya ia mengajarkan agama Buddha dengan cara yang tidak biasa. Sikapnya pun tidak kalah kontroversial, ia hobi main perempuan dan mabuk-mabukan.

Kinley memberikan pengajaran bahwa penis yang sedang ereksi dapat digunakan untuk mengusir roh jahat yang datang ke rumah. Ia bahkan memberikan kesaksian telah mengubah roh jahat menjadi penjaga rumah hanya dengan memukulkan ujung penis yang sedang berereksi ke roh jahat tersebut.

Tak disangka, ajarannya yang unik ini justru mendapatkan tempat di hati masyarakat Bhutan kala itu. Malahan banyak juga penduduk dari negara tetangga yang datang berguru kepadanya. Warga pun mulai beramai-ramai menggambar mural penis di rumah sebagai jimat penolak bala.

Foto Relik Penis dari Kayu (sumber: yukk.co.id)
Foto Relik Penis dari Kayu (sumber: yukk.co.id)
Lama kelamaan julukan "Nyonpa" kemudian terkikis. Ia mendapat sebutan baru sebagai "Dewa Kesuburuan". Setelah Chimi Lhakhang dibangun pada tahun 1949, biara tersebut ramai dikunjungi oleh para wanita yang meninginkan anak.

Biksu yang bertugas akan berdoa bersama perempuan tersebut dan memukulkan pelan relik kayu penis yang diyakini dibawa oleh Kinley dari Tibet sekitar 500 tahun lalu.

Festival Seks di Jepang

Tradisi unik tentang seks dan selangkangan bukan hanya milik masyarakat Bhutan saja. Jepang yang terkenal dengan reputasi esek-eseknya juga ternyata melihat seks sebagai sesuatu yang luhur, yakni melambangkan kreasi dan kesuburan.

Ada tiga festival berbeda di Jepang yang semuanya mengutamakan hubungan antara penis dan kesuburan.

Honen Matsuri adalah festival panen yang dirayakan oleh penduduk Komaki Aichi. Festival yang diadakan setiap tanggal 15 Maret itu melibatkan ritual mengarak Oowasegata atau patung kejantanan pria. Menariknya, panen bagi warga Komaki Aichi bukan hanya uang dan ternak saja, namun juga keturunan. Itulah sebabnya, mengapa patung penis dianggap sebagai simbol kesuburan.

Patung Oowasegata yang diarak dalam festival Honen Matsuri di Jepang (sumber: merdeka.com)
Patung Oowasegata yang diarak dalam festival Honen Matsuri di Jepang (sumber: merdeka.com)
Kanamara Matsuri. Festival yang mirip Honen Matsuri ini dirayakan di Kawasaki setiap minggu pertama bulan April. Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun itu menganggap penis pria sebagai simbol perlawanan terhadap kejahatan. 

Konon di zaman dulu ada iblis yang bersembunyi di dalam vagina seorang gadis dan memakan korban penis dua pria yang mempersuntingnya. Untuk mengusir roh jahat, sang gadis kemudian meminta bantuan seorang pandai besi untuk membuatkan alat kelamin dari besi guna mengusir setan dalam kemaluannya.

Festival Kanamara Matsuri (sumber: merdeka.com)
Festival Kanamara Matsuri (sumber: merdeka.com)
Konsei Matsuri dirayakan setiap tahun pada tanggal 29 April di Osawa. Festival ini bermaksud untuk memberikan kesuburan bagi para perempuan atau untuk mencari jodoh bagi para gadis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun