Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Studi Membuktikan, 1 dari 4 Pria Pernah Terlibat Kasus Perkosaan

25 Juli 2020   16:01 Diperbarui: 25 Juli 2020   15:50 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi (sumber; nationalheraldindia.com)

Pengaruh Trauma yang Menyebabkan Tindakan Pemerkosaan.

Dalam studi Jaydip Sarkar (2013) yang dimuat di Indian Journal of Psychiatry, Sarkar menyebutkan bahwa selain masalah pendidikan dan budaya patriarki, ternyata trauma juga bisa menjadi pemicu pemerkosaan.

Hal ini terjadi bila trauma yang dialami oleh pelaku, sudah berada pada tahap yang sulit dikontrol. Mereka dapat menjadi seseorang yang sangat agresif, brutal, dan sadis.

Contoh trauma masa kecil yang dialami, seperti pelecehan seksual terhadap diri sendiri, atau orang-orang terdekatnya, bisa membuat mereka melakukan cara yang sama untuk melampiaskan kemarahannya.

Memerkosa untuk Mendapatkan Hiburan, atau Mencari Kesenangan.

Jika seseorang sudah berada pada tahap ini, maka ia akan masuk kepada tahap tindakan kriminal yang terencana. Mereka adalah orang yang menganggap memerkosa adalah sebuah kesenangan.

Jenis orang ini mendapatkan julukan sebagai pemerkosa oportunis (opportunistic rapist), karena melakukan kejahatannya dengan memanfaatkan keadaan yang mendukung, seperti jalanan sepi, tengah malam, atau pada saat korban sedang berada pada posisi yang lemah.

Wasana Kata.

Aksi pemerkosaan adalah tindakan yang keji. Meskipun telah dilindungi oleh undang-undang, dan pelaku akhirnya dihukum, namun apa yang dialami oleh korban tidak sepadan dengan apa yang dirasakan oleh pelaku.

Pelaku bisa saja minta maaf dan mengaku khilaf, namun sang korban tidak akan dengan mudah dapat melupakan apa yang telah diperbuat terhadap dirinya.

Kesalahan terbesar dalam masyarakat kita adalah melihat kasus pemerkosaan sebagai sebuah generalisasi, yakni hanya melihat siapa yang benar dan siapa yang salah. Pun pemberitaan di media massa juga hanya menyorot pelaku, korban, dan kronologis kejadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun