Jika anda pernah mengunjungi kelenteng-kelenteng Tao dan Buddha yang tersebar di penjuru Nusantara, maka selain patung dewa-dewi, bau asap dupa yang pekat, juga bunyi "kletek-kletek-kletek," yang berasal dari sebuah wadah bambu yang berisikan beberapa batang bambu kecil.
Ciam Si namanya, dan merupakan sebuah ritual tradisional warga Tiongkok, khususnya penganut kepercayaan Taoisme dan Buddhisme.
Ciam Si merupakan sarana untuk meramal nasib, dan umum dilakukan pada hari-hari besar tertentu, seperti menyambut tahun baru imlek, atau pada tanggal 1 dan 15 lunar (penanggalan imlek).
Namun bagi mereka yang memercayai dan ingin meminta petunjuk dari Dewa-Dewi mengenai permasalahan pribadi, bisa melakukannya kapan saja.
Bagi penganutnya, langkah pertama tentu melakukan ritual sembahyang dupa dan tuang minyak kepada seluruh altar Dewa-Dewi yang berada di kelenteng. Setelah itu, disarankan untuk berpikiran tenang dan bertekad untuk meminta petunjuk dari "alam atas."
Ritual Ciam Si kemudian dilanjutkan dengan mengangkat wadah bambu yang biasanya berisikan 60 hingga 100 batang. Ucapkan nama, usia, tempat tinggal serta pertanyaan yang jelas.
Setelah memohon, wadah pun dikocok-kocok hingga hanya satu batang bambu saja yang keluar dari wadah. Jika ada dua atau lebih batang yang keluar, maka pengocokan harus diulang.
Batang bambu hanya berisikan nomer saja dan merupakan jawaban dari pertanyaan. Namun hal ini belum selesai, karena pemohon harus mengonfirmasi kepada Dewa-Dewi, apakah bilah bambu yang keluar sudah merupakan jawaban pasti.
Oleh sebab itu, ada alat yang bernama Siao Poe, yang merupakan dua bilah kayu yang berbentuk bulan sabit dengan satu sisi berbentuk datar dan sisi lainnya lonjong. (lihat gambar).
Jika kedua bilah kayu Siao Poe tertelungkup (sisi datar berada di bawah), berarti kocokan bambu harus diulang.
Jika kedua nya terlentang (sisi datar berada di atas), maka bisa iya bisa tidak. Pemohon bisa memutuskan untuk mengocok bambu lagi, atau menganggapnya sebagai jawaban yang sah.
Jika salah satu tertelungkup dan satunya lagi terlentang, maka itu adalah jawaban yang sah.