Disisi lain, anak-anaknya yang terlahir dari orang tua yang sederhana dan tak neko-neko. Secara mentalitas polah laku mereka sedikit banyak juga mencontohkan anak-anaknya.
Saya yang juga mampu hidup sederhana dan memilih menabung hasil jeri payah yang meski hanya sedikit. Berkorban untuk hidup seadanya saja, tak latah pada trend jaman, dan lain sebaginya yang membut hidup boros.
Itulah cara kami memperbaiki dan mendukung ekonomi orang tua, yang akhirnya juga berimbas baik pada kami dan keluarga sama-sama keluar dari kemiskinan. Uang dikumpulkan ke orang tua dapat berputar untuk usaha yang memenuhi ekonomi keluarga.
***** Â Â
Saat ini meski usia saya tak muda lagi tahun ini tepat usia yang ke-30 tahun. Dan banyak teman yang sudah memiliki anak yang sebaya dengan saya. Saya tak peduli banyak akan itu.
Saya belum berpikir menikah secepatnya. Masih merencanakan pernikahan. Supaya kedepan ketika saya berkeluarga. Saya mempunyai modal yang bagus memperbaiki generasi keluarga terutama memfasilitasi mereka dengan pendidikan yang baik. Jangan seperti saya dulu.
Perjalanan keluarga saya memang tidak buruk. Bahkan kita dapat mencapai titik ekonomi dengan sangat baik keluar dari kemiskinan dengan segenap ide-ide hidup yang cemerlang.
Sebab keluar dari kemiskinan dan hidup berhasil berkecukupan dibutuhkan pengertian hidup yang komplit. Bukan hanya ide tetapi juga tindakan-tindakan yang efektif. Tepat dalam mengambil keputusan.
Ketika dulu kakak permempuan saya dua-duanya bekerja. Tidak menikah terlebih dahulu. Merka ikut membantu ekonomi keluarga, ceritanya mungkin akan beda.
Tetapi segala keputusan memabawa konsekwensinya sendiri. Apa yang sudah terjadi tak bisa di ulangi lagi. Namun keputusan keluarga untuk sama-sama berkorban.
Orang tua bekerja keras. Saya dan kakak-kakak saya membantu dorongan modal, yang juga harus hidup sederhana berhati-hati dalam hal keuangan. Itu semua menjadi hasil pencapaian yang diluar dugaan keluarga.