Lantas bagaimana Kaesang anak paling bungsu Jokowi? Ada desas-desus ia ingin masuk politik. Secara ia yang merupakan anak dari Presiden Jokowi.
Partai politik hingga elite politik dengan terbuka dan gamblang seperti Gerindra, PKB, dan partai lainnya siap mendukung langkah Kaesang tersebut masuk dalam politik. Artinya mereka siap menyediakan karept merah kaesang jika ingin masuk politik.
Inilah yang saya sebut "privilege" itu. Dari siapa anda lahir akan menentukan nasib anda. Tidak perlu dibantah, kenyataannya lahir dalam keadaan miskin di abad ke-21 ini. keadaan hidup sudah pasti semua serba akan sulit.
Mungkin jika mereka antara Gibran dan Kaesang bukan anak presiden jokowi. Mungkin nasib mereka tak semoncer itu, yang di didukung kekuasaan dan modal untuk politik dari orang tua dan mereka kemungkinan besar berhasil.
Biil Gates saja atau Mark Zukerbreg pendiri fecebook yang katanya mereka droup out kuliah. Mereka dapat sukses juga ada factor privilege dari orang tua mereka yang mampu untuk mendukung passionnya itu di bidang masing-masing.
Artinya ketika seseorang sudah secara penuh, cukup kehidupan sehari-hari mereka. Disanalah potensi untuk berkembang jauh lebih baik peluangnya akan optimal.
Sebab banyak orang hidup cukup. Lebih mudah tertarik pada hobi mereka dan melakukan produktivitas yang membuat mereka dapat sukses di bidangnya masing-masing.
Bayangkan mereka-mereka yang tak terpenuhi atau tercukupi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu? Bukankah apa yang mereka pikirakan hanyalah bagaimana untuk dapat makan besok pagi? Tak berpikir berpendidikan, apa lagi kesuksesan begelimang kekayaan?
*
Kembali ke topic pembahasan akan kemiskinan itu. Keadaan miskin faktanya berpengaruh pada nasib manusia. Saya sendiri telah merasakan itu, sebagaimana saya terlahir dari keluarga terbilang miskin.
"Ya memang perkara makan, sandang dan papan. Orang tua saya dapat menyanggupi itu dan tak kurang. Hanya, kami sekeluarga kesulitan akan kualitas hidup yang baik menjadi realitanya. Dalam bagunan keluarga serta pendidikan kualitas kita sangat minim. Paling tinggi anak-anak bapak dan ibu saya hanya Sekolah Menengah Pertama (SMP) termasuk saya".