Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Demi Wanita, Apa Salahnya Pindah Agama?

8 November 2019   18:42 Diperbarui: 23 November 2019   12:18 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Prio menganggap berbagi kebahagiaan jika manusia sudah tahu apa yang membuat dirinya bahagia masih lebih baik dari pada orang-orang yang mengharapkan bahagia dari orang lain tetapi belum tahu apa yang membuat dirinya bahagia".

Karena orang-orang yang berharap dibahagiakan orang lain ujungnya akan mengemis kebahagiaan pada orang lain juga pada akhirnya. Maka dari itu "cinta" ketika mereka datang belum mengenal dirinya sendiri, akan menjadi bencana pada akhirnya yang saling meminta bahagia; padahal mereka tidak tahu caranya bagaimana membahagiakan dirinya sendiri.

"Akhirnya mereka selalu kurang kebahagiaan dan sama-sama meminta bahagia pada yang kurang kebahagiaannya. Disanalah tempat para orang-orang menggantungkan cinta, ujungnya saling menyakiti atas nama cinta antara satu manusia dengan manusia lainnya".

Rinasih mungkin punya pengalaman itu: "ujungnya saling menyakiti atas nama cinta". Prio bisa tahu karena apa lagu yang sering didengarkan wanita seperti mewujudkan secara nyata apa yang dirasakannya. Lagu itu " Jangan lagi kau sesali keputusamu" lagu dari Krispatih. Disamping keputusan akan cinta pada lagu itu; juga memberi tahu tidak ada yang namanya cinta sejati dalam hidup ini!

Prio memang belum kenal lama seorang Rinasih. Mereka bertemu diruang yang banyak orang mengantungkan ekonomi disana, ya benar,  sekitar tiga bulan yang lalu. Tetapi dalam pengelanaan sebagai "Prio" itu sendiri, ia bukan hanya orang yang miskin cinta tetapi juga percaya akan ada cinta sejati untuknya.  

Bukankah ini berbanding dengan apa yang mungkin diyakini oleh Rinasih itu? Tetapi manusia: "sebebal-sebalnya, Prio yakin karena hidup mereka "manusia" menderita, tetap kebahagiaan atas nama harapan cinta adalah harapan utama bagi setiap manusia termasuk Rinasih didalamnya.

Diruang mengantungkan ekonomi, pembicaraan secara intim dan dalam sangatlah langka; kebanyakan obrolan mereka hanya, ya sebatas membunuh waktu-waktunya saja. Datang untuk bekerja sesekali bercanda melupakan beban kerja. Tetapi dengan Prio, dia-lah orang yang tidak bisa bercerita sebagaimana teman-temannya disana dengan asyiknya. 

Prio hanya menjadi pengamat yang baik, sesekali mengamati tingkah dan sebenarnya apa dasar dari apa yang mereka obrol-kan itu? Ujung-ujungnya obrolan diruang kerja merupakan obrolan dengan basa-basi yang indah, karena obrolan itu ditunggu untuk bisa sedikit melanturkan beban kerja yang mereka angap sebagai beban hidup yang mau tidak mau harus manusia jalani.

Diselah-selah obrolan itu, Prio yang jarang mengenal wanita didalammnya. Ia "Prio" memang baru partama kali bekerja dengan wanita. Tetapi apa bayangan yang Prio banyangkan ketika akan mengenal wanita? Ia bukan saja akan dapat pengalaman bekerja bersama wanita, tetapi juga ia punya kesempatan berkenalan dengan wanita yang mungkin; "salah satu dari wanita tersebut adalah cinta sejatinya".

Namun Prio hanyalah seorang introvert cenderung pendiam didalam krumunannya, termasuk disaat berkumpul dengan wanita. Bagi "Prio" wanita adalah bidadari, ia bukan hanya menganggumi, sesekali jika ada wanita yang mau dengannya; mungkin itulah yang akan menjadi wanita pertama dan terakhir dalam hidupnya". Prio sangat menghargai wanita!

Tetap imajinasi bagi seorang yang suka menulis dan introvert seperti Prio memang dikarunia "lebih" dalam berimajinasi. Terkadang yang sering membuat prio kecewa pada dirinya sendiri yakni; imajinasinya yang terlalu liar, bahkan imajinasi itu lebih indah dari realias yang sedang Prio jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun