Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Indahnya Suara "Brem... Berembem... Bem... Bem... Bem..."

20 November 2018   00:21 Diperbarui: 21 November 2018   15:08 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

''Terimakasih mas Olan," sapa saya sambil menjabat tangganya. Olan, nama penjaga rumah di pintu masuk hutan Konservasi. Ada dua galon air dekat mobil. Sebelum menuju ke Her, saya berpesan kepada Fred untuk mengajak bicara dan ngobrol dengan Kanaya tentang pengalamannya menjelajah hutan.

Saya dekati Her menanyakan apakah cukup satu galon untuk mengisi radiator? Tidak ada ucapan dari mulut Her, hanya anggukan mantap.

" Yang haus silahkan minum masih ada satu galon untuk kita dan mobil. Hahaha......," ujar saya sambil melepas canda supaya Kanaya yang mendengar bisa ikut rileks pikiran dan perasaannya.

"Kanaya, kalau mau minum duluan. Terimakasih tadi minumnya. Sudah saya habiskan air  minumnya dengan pak Her setelah makan," saut Lukman yang sadang sibuk mengisi air ke dalam radiator mobil bersama Her dan Olan.

Hati-hati mereka menuangkan air ke radiator agar tidak banyak tumpah sebab perjalanan kami ke kampung terdekat masih 6 kilometer lagi. Walau tidak jauh kami harus menghemat air guna mengantisiapasi kemungkinan tidak terduga.

Sumber: kabarindo.id
Sumber: kabarindo.id
Hari mulai beranjak gelap. Beberapa menit lagi suasana sekitar hutan akan benar-benar gelap. Saya lihat jam, waktu mendekati angka 18:15. Namun penerangan dari sepeda motor Olan cukup membuat terang sekitar kami berkumpul. Saya lihat Kanaya, yang berdiri dekat lampu motor serius mendengar cerita Fred, suaranya sedikit lebih keras supaya tidak kalah dengan suara mesin motor.

Her masuk ke mobil, tidak lama kemudian terdengar suara. "Bremmm...... Berembembem...... Bem...... Bem....... Bem..........". Disambut dengan muka ceria serta senyuman oleh semua rombongan. Demikian pula saya, yang merasa mendengar suara "Bremmm...... Berembembem...... Bem...... Bem....... Bem.........," itu sangat indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun