Kepalaku kembali sakit, entah mengapa, setiap kali perempuan itu mengecup keningku, kepalaku seakan-akan bekerja keras untuk mengetahui siapa dia sebenarnya. Â Kami pun keluar dan menunggu di ruang tunggu untuk menunggu panggilan pengambilan obat.
DUK! Seorang batita perempuan kecil, menabrakku yang tengah duduk menunggu di kursi ruang tunggu. Ia pun terjatuh, sembari berusaha keras untuk kembali berdiri. "Haloo" ucapku padanya sembari tersenyum kecil.
Ia pun membalas senyuman ku dan  melambaikan tangan padaku. "Nak, sinii sama Bunda" panggil seorang wanita kepada anak kecil itu, sembari tersenyum kearahku.
Seketika, Â batinku bertanya-tanya, "Apakah aku punya Bunda? apa aku punya Ayah?" Tanyaku dalam hati. "Sayangg, ayo kita pulang" ucap wanita itu.
Kalau dilihat lebih jelas, mukanya tidak terlalu mirip denganku, akan tetapi, ia sangat mirip dengan anak perempuan yang semalam mengajakku makan malam. Pertanyaan kembali menghantuiku, otak kembali berpikir keras akan hal ini.
Kami bertiga pun pulang, sesampainya kami di rumah, aku bergegas menuju kamar, dan langsung meraih album foto yang kini telah berdebu. Entah, sudah berapa tahun album ini kusimpan. Kubuka satu persatu lebarannya, akan tetapi....
"Kak, ada yang nyariin di bawah kak" ujar anak perempuan cantik itu, dari pintu kamar.
"Oh.. iya, suruh kesini aja yaa" jawabku padanya.
"Okeee" jawabnya abadi menganggukan kepalanya.
Kembali kuperlihat satu persatu wajah yang ada di album ini. Ya, tak ada satu pun yang kukenali. "Assalamualaikum" seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku pun mengarah kepadanya, sosok lelaki bertubuh tinggi, berbahu besar, bersuara berat, bernada indah, dan berparas tampan seperti Hwang in yeop oppa heheh.
"Hemmm, kamuuu siapaa yaa hehe, maafff" ujarku padanya.