Pasuruan, 25 Juli 2025____ Desa Mlaten, yang terletak di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, menyimpan potensi besar dalam sektor usaha kecil berbasis perikanan dan pangan olahan. Berbagai UMKM yang tersebar di desa ini telah lama menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat, mulai dari pemindangan ikan, pengasinan, pengasapan, hingga produksi petis dan rengginang. Sayangnya, masih banyak pelaku usaha yang belum tersentuh oleh strategi promosi digital dan visualisasi branding yang optimal.
Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh KKN-T 18 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB), para mahasiswa hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan mengusung tema "Branding Lokal untuk Pasar Digital". Melalui kolaborasi lintas latar belakang pendidikan, para mahasiswa berupaya membina dan memberdayakan pelaku usaha lokal agar mampu memanfaatkan teknologi digital secara sederhana namun berdampak nyata dalam memperluas jangkauan pasar.
"Tujuan utama kami adalah untuk membantu memajukan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal melalui digitalisasi sederhana" ujar salah satu anggota KKN-T 18 FPIK UB.
Program ini mencakup berbagai bentuk pendampingan, seperti pembuatan logo, peletakan titik lokasi di Google maps, dan pembuatan video promosi usaha.
Pelaku UMKM Desa Mlaten menyambut program ini dengan positif, dan merasa sangat terbantu karena kini mereka memiliki identitas visual usaha, dapat ditemukan di Google Maps, serta memiliki video promosi yang bisa digunakan untuk menarik pelanggan baru.
"Biasanya jualan ya gitu-gitu aja, nggak pernah kepikiran punya logo. Tapi ini anak-anak bikinin, alhamdulillah, jadi lebih enak liatnya. Videonya juga bantu banget buat ngasih liat ke orang-orang," ujar bapak Arifin selaku UMKM Pengasapan
Berikut Hasil Kunjungan dan Profil Singkat UMKM desa Mlaten
- Usaha Pemindangan
Usaha ini telah berdiri selama 13 tahun dan kini telah berkembang menjadi salah satu produsen ikan pindang yang mampu menghasilkan sekitar 3 ton per hari. Proses produksinya memakan waktu 1 jam dengan sistem pemesanan berbasis permintaan, yang ditentukan melalui sistem DP. Produk ikan pindang ini biasa dikirim ke Banyuwangi hingga Surabaya. Pengemasan dilakukan per kilogram dengan isi berbeda tergantung ukuran ikan, yakni 4 ekor untuk yang besar dan 6 ekor untuk ukuran kecil. Usaha ini memiliki koneksi pelanggan yang luas, khususnya dari pelaku usaha perikanan luar kota.
- Usaha Pengasinan
UMKM ini dijalankan secara turun-temurun sejak tahun 2014. Produk utamanya berupa ikan asin yang dibagi ke dalam tiga jenis keasinan: penuh, setengah, dan biasa. Proses pendiaman menggunakan garam selama 10 jam dengan rasio 1 ton ikan memerlukan sekitar 2--5 kwintal garam, tergantung jenis dan permintaan pasar. Kapasitas produksi bisa mencapai 4 ton per hari, namun saat stok ikan terbatas, produksi bisa menurun hingga hanya dilakukan sebulan sekali. Penjemuran bahkan dilakukan malam hari demi efisiensi waktu, dan sistem pembayaran karyawan berbasis borongan.
- Usaha Rengginang
Usaha ini dikelola oleh Ibu Riyama dan keluarganya sejak tahun 2021. Produksi rengginang dilakukan secara mandiri dan menyesuaikan permintaan pasar, terutama saat bulan Ramadan. Produk dijual dalam bentuk matang dan mentah (1 kg mentah seharga 50 ribu). Untuk pasar lokal, rengginang didistribusikan langsung ke toko-toko dan warung dalam bentuk jadi, dengan sistem setoran. Produk ini menggunakan udang sebagai bahan tambahan, yakni sekitar 7 kg beras dicampur 4 ons udang per produksi.
- Usaha Pengasapan