Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Narsisisme ala Politisi +62, Kampanye di Balik Ucapan Selamat

3 Agustus 2021   18:52 Diperbarui: 13 Agustus 2021   20:48 2143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Pollii/Apriyani Rahayu berhasil meraih medal emasi setelah mengalahkan Chen/Jia Yi Fan dua set langsung dengan skor 21-19 dan 21-15. (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN via kompas.com)

Memang, popularitas ialah salah satu modal utama bagi para politisi dalam mengarungi kompetisi politik. Banyak kontestan Pemilu yang memfokuskan atensi dan dananya untuk kampanye.

Dana miliaran pun digelontorkan agar wajah mereka bisa menyeringai dalam berbagai bentuk serta saluran. Mereka berharap mampu menang dengan cara membanjiri ruang-ruang milik publik.

Para politikus akan betul-betul menguji kesabaran dan mental kita. Potret wajah mereka akan selalu menghantui di mana pun kita berada, selama seharian penuh. Tidak terbayang, betapa lelah mata dan mental warga +62 yang tidak berdosa.

Potret narsisisme para politikus di Negeri +62 yang memanfaatkan medali emas Olimpiade Greysia dan Apriyani. | Diolah dari Twitter @adriansyahya
Potret narsisisme para politikus di Negeri +62 yang memanfaatkan medali emas Olimpiade Greysia dan Apriyani. | Diolah dari Twitter @adriansyahya

Tidak hanya puas dengan blusukan dan memajang potret wajah di sudut jalan, momen kemenangan atlet saat meraih medali pun tidak luput menjadi korban hasrat narsistik berlebih politikus +62.

Medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 yang disabet oleh pebulutangkis ganda putri kebanggan kita, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, disulap sebagai ajang numpang tenar oleh para politisi yang memiliki agenda tertentu.

Entah mengapa mereka doyan sekali memberikan ucapan selamat sembari memajang wajahnya di samping foto para pahlawan bangsa dalam bidang olahraga seperti Greysia dan Apriyani.

Sama halnya pemasangan reklame dan poster, pemberian ucapan selamat yang dilengkapi potret wajah politikus, tidak lebih dari sekedar wujud glorifikasi.

Strategi kampanye semacam itu adalah pertanda bahwa mereka kurang mampu menempatkan sesuatu pada tempat dan porsi yang seharusnya. Mereka terkesan tidak tulus tatkala memberikan selamat. Mereka masih berharap ada timbal balik berupa popularitas instan.

Fenomena munculnya citra diri para politikus di setiap momen besar adalah wujud narsisisme.

KBBI mendefinisikan narsisisme sebagai mencintai diri sendiri secara berlebihan. Sementara narsistik artinya kepedulian berlebih pada diri sendiri yang ditandai sikap arogan, percaya diri, dan egois.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun