Mohon tunggu...
Kisya WENs
Kisya WENs Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Langensari 01

Penulis yang menyukai traveling dan kuliner serta Guru Pendamping Khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahariku

30 November 2022   22:53 Diperbarui: 30 November 2022   23:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disudut sekolah sore itu, saat air mata sang langit tercurah basahi bumi 

Sayup kudengar derai tawa bahagia bocah-bocah Bermain berlarian kian kemari

Ingin rasanya diri ini seperti mereka, yang tak pernah mengenal luka 

Heiii... dimanakah engkau wahai matahariku?

Ini bukan waktunya rembulan mengganti kan mu kan ?

Dimana sinar mu yang selalu menghangatkan jiwa ku?

Apakah kamu marah dengan ku, hingga kau memilih terus bersembunyi dibalik awan.

Aku mohon kembalilah bersinar matahari ku 

Rasa dingin ini semakin merasuk ke tulang-tulang hingga sukmaku 

Aaahhhh .... Ternyata sang Bayu pun mendukung mu menambahkan hembusan nafas dinginnya. 

Sang pelangi harapan pun tak kunjung datang, apakah dia juga merajuk seperti mu matahari ku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun