Kegagalan Megawati untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran dan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1960-an rupanya tetap menyakitkan baginya. Dia keluar dari dua universitas terkemuka bukan karena kesalahannya sendiri, tetapi karena Soeharto telah membuat hidup sangat sulit bagi Megawati dan empat saudara kandungnya, setelah ia mengambil alih dari ayah mereka, Sukarno pada tahun 1966. Hanya Guntur Soekarnoputra, putra sulung Sukarno, yang mampu menyelesaikan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1966.
"Jadi ketika saya tidak dibolehkan kuliah karena keadaan politik, ayah saya hanya mengatakan begini. 'Udah cari ilmu pengetahuan dimana saja'," kenang Megawati.
Pada bulan Juni, Megawati menerima gelar guru besar kehormatan dari Universitas Pertahanan Indonesia. Dia juga penerima sembilan gelar doktor kehormatan, termasuk dari Universitas Waseda yang bergengsi di Jepang.Â
Tapi apa pun yang dikatakan orang tentang dia, Megawati telah terbukti sejak 1999 memimpin PDI-P sebagai salah satu partai politik paling kuat di negara ini, jika bukan yang terbesar, dengan dukungan dari pengikut setianya.Â
Memimpin BRIN merupakan tantangan besar bagi politisi berusia 74 tahun. Hanya waktu yang akan menentukan apakah obsesinya terhadap sains akan membawa kemajuan luar biasa atau bencana bagi ilmu pengetahuan dan lembaga riset negara.