Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obsesi Megawati "Bunuh Diri" Penelitian di Indonesia?

7 Januari 2022   16:44 Diperbarui: 7 Januari 2022   17:39 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegagalan Megawati untuk menyelesaikan studinya di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran dan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1960-an rupanya tetap menyakitkan baginya. Dia keluar dari dua universitas terkemuka bukan karena kesalahannya sendiri, tetapi karena Soeharto telah membuat hidup sangat sulit bagi Megawati dan empat saudara kandungnya, setelah ia mengambil alih dari ayah mereka, Sukarno pada tahun 1966. Hanya Guntur Soekarnoputra, putra sulung Sukarno, yang mampu menyelesaikan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1966.

"Jadi ketika saya tidak dibolehkan kuliah karena keadaan politik, ayah saya hanya mengatakan begini. 'Udah cari ilmu pengetahuan dimana saja'," kenang Megawati.

Pada bulan Juni, Megawati menerima gelar guru besar kehormatan dari Universitas Pertahanan Indonesia. Dia juga penerima sembilan gelar doktor kehormatan, termasuk dari Universitas Waseda yang bergengsi di Jepang. 

Tapi apa pun yang dikatakan orang tentang dia, Megawati telah terbukti sejak 1999 memimpin PDI-P sebagai salah satu partai politik paling kuat di negara ini, jika bukan yang terbesar, dengan dukungan dari pengikut setianya. 

Memimpin BRIN merupakan tantangan besar bagi politisi berusia 74 tahun. Hanya waktu yang akan menentukan apakah obsesinya terhadap sains akan membawa kemajuan luar biasa atau bencana bagi ilmu pengetahuan dan lembaga riset negara.

kompas.com
kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun