Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pesan Moral dan Cermin Sejarah Memilih Kontestan Pilkada

23 Oktober 2020   16:50 Diperbarui: 24 Oktober 2020   19:16 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mendukung dan realisasi visi-misi kebijakannya, kepala daerah harus memastikan seluruh aparat sipil negara (ASN) dan warga masyarakatnya, berkarakter visioner berbasis "Tri-Ideologi" sebagai representasi dari nilai dan semangat "Nasionalis-Religius-Responshif".

Tafsirnya, sebuah kecintaan dan kepedulian kepada bangsa-negara yang pluralis, yang siap menghadapi dinamika tatanan global dengan kesantunan sosialnya sesuai ajaran agama dan keyakinannya, sehingga bisa menerima dan berkompromi dengan masuknya budaya dan investasi asing, tanpa harus melupakan/meninggalkan tata nilai dan budaya para leluhurnya.

Kalkulasi politik implikasinya dengan konsistensi para calon, memang tidak beda dengan masa sebelumnya. Kecenderungan inkonsisten, karena berbagai alasan dan penyebabnya.

Dugaannya, mungkin sibuk mengembalikan modal pinjaman, atau menghadapi transaksi politik jabatan dengan kelompok tertentu, maupun praktik penyandraan politis dari partai politik maupun anggota legislatif.

Penyikapan agar kekecewaan sejarah tidak terulang, idealnya karakter dan tipe calon seperti apa yang layak dipilih? Meski tidak ada garansi politik yang bisa menjamin, minimal ada rambu sebagai referensi sebelum menentukan dukungan politik calon pilihannya.  

Patut diperhitungkan untuk calon perwakilan independen sebagai alternatifnya. Meski tidak ada jaminan dan kepastian politis, minimal tidak seberat beban para calon yang diusung partai politik dengan dugaan membayar mahar politik, beserta biaya operasional mesin politik partai untuk memenangakan kontertasi Pilkada.

Sebagai calon perwakilan independen, selain mampu memobilisir konstituen dan simpatisan pendukungnya, kemungkinan terbebas dugaan praktik politik uang. Bahkan juga terbebas praktik transaksi politik jabatan hingga transaksi projek dengan pihak tertentu.

Implikasinya dengan rambu dan referensi politik ini, kalkulasi kemungkinan untuk calon yang memenuhi kriteria, pilihan pertamanya tipe calon dari perwakilan independent. Mengapa? Minimal terbebas dari beban politik transaksional dengan pihak manapun.

Sedangkan pilihan kedua, kepada calon pengusung partai politik tanpa beban mahar. Mengapa? Jika calon usungan partai yang disertai mahar politik, diduga selama menjabat akan disibukkan dengan transaksional politik dengan implikasi pendapatan pribadinya.

Konsekwensi Politik Uang

Untuk merealisasikan kepemimpinan dengan capaian ideal di atas, mensyaratkan kemenangan calon kepala daerah melakukannya dengan cara elegan. Selain masyarakat sudah kecewa karena inkonsisten janji politik sebelumnya, jangan ada lagi praktik politik uang. Anak dan istri serta keluarga terdekat berikut para kerabat maupun tim sukses, akan menanggung beban (dosa, moral, harga diri) atas kecurangan yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun