Terkoyak sudah kesabaranku
Ku tatap cermin sambil tersenyum lebar
Mengingat apa yang akan ku buat dan ku kejar
Sedikit terkekeh tawaku disertai amarah yang gusar
Menggebu gebu jiwaku serasa terbakar
Esok yang cerah dan bangkitkan semangatku
Ku ambil kotak pensilku yang berat dari besi
Ku sambut tuanku dengan senyum manisku
Menuruti keinginannya untuk terakhir kali
Lalu dengan santai aku melempar kotak pensil itu
Dengan kasar dan tepat sasaran di wajahnya