Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kekuatan Sepasang

19 September 2025   13:34 Diperbarui: 19 September 2025   13:34 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Asta dan Cakra adalah saudara kembar yang terkenal di seluruh desa. Namun, alih-alih akur, mereka selalu bersaing dan berdebat. Asta bangga dengan dua tangannya yang kuat, selalu mengandalkan tenaga untuk menyelesaikan masalah. Sementara itu, Cakra lebih mengandalkan dua mata (netra) yang tajam dan otaknya untuk merencanakan sesuatu.

Suatu hari, desa mereka dilanda kekeringan. Sumur-sumur mengering, dan ladang-ladang mulai retak. Kepala desa meminta bantuan, "Siapa yang bisa menemukan sumber mata air baru? Kita butuh air untuk hidup."

Asta segera maju. Dengan dua tangannya, ia mulai menggali tanah. Ia menggali dengan semangat, mengabaikan letih yang terasa di bahu dan kakinya. Namun, setelah berhari-hari, ia hanya menemukan batu dan pasir. Tenaganya habis, ia tak menemukan apapun.

Cakra mendekati saudaranya. "Berhenti, Kak. Kamu tidak bisa melakukan ini sendirian. Kita harus nembah (bersatu) dan bekerja bersama."

Asta menolak dengan angkuh. "Aku tidak butuh bantuanmu. Kekuatan dua tanganku lebih dari cukup!"

Namun, Cakra tak menyerah. Ia menggunakan sepasang matanya yang tajam untuk memandang (myat) dan mengamati peta desa. Ia melihat pola sungai-sungai lama dan formasi batu-batuan. Ia juga menggunakan sepasang telinganya (karna) untuk mendengarkan cerita para tetua tentang tempat-tempat mistis. Setelah berjam-jam, ia menunjuk ke sebuah tebing yang tampak biasa saja.

"Di sana, Kak," kata Cakra. "Di balik tebing ini, ada dua pohon kembar yang tumbuh. Pohon itu adalah petunjuk."

Asta skeptis, tapi melihat saudaranya begitu yakin, ia mengalah. Keduanya bekerja sama. Asta menggunakan dua tangannya yang kuat untuk memecah tebing, sementara Cakra memandu arah. Perlahan tapi pasti, mereka mulai melihat tanda-tanda air.

Akhirnya, mereka menemukan sebuah mata air yang tersembunyi. Airnya jernih dan melimpah. Mata air itu mengalirkan kehidupan baru bagi seluruh desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun